Asyiknya Menyalin Huruf Latin ke Aksara Jawa

Asyiknya Menyalin Huruf Latin ke Aksara Jawa

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Tidak kurang 52 pelajar pelajar SMP/MTs dan sederajat terlihat asyik saat menyalin huruf Latin ke aksara Jawa di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, Sabtu (4/6/2022).

Kompetisi atau ini merupakan bagian dari kegiatan untuk memeriahkan event Skafourta Expo yang diselenggarakan SMKN 4 Yogyakarta, 3-5 Juni 2022.

“Peserta diminta untuk mengalihaksarakan huruf Latin ke aksara Jawa sebanyak satu paragraf, dengan menggunakan tata tulis simplified atau tata tulis kesepakatan tiga gubernur (KBJ),” ungkap Sinarendra Krisnawan, Panitia Lomba Aksara Jawa.

Adapun kriteria penilaian berdasarkan ketepatan penulisan, estetika meliputi kerapian dan keindahan bentuk langgam aksara Jawa.

Menurut dia, lomba ini sesuai dengan Perda DIY Nomor 2 tentang Pemeliharaan dan Pengembangan Bahasa, Sastra dan Aksara Jawa.

Tujuan kegiatan tersebut untuk melazimkan penggunaan aksara Jawa di kalangan anak muda. Selain itu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X juga telah mencanangkan Yogyakarta Kota Hanacaraka pada peringatan Hari Aksara Internasional, 8 September 2021.

“Peserta akan dipilih juara terbaik 1, 2, 3 dan juara harapan 1,2,3,” kata dia.

Dia mengakui, sebagian besar dari peserta sudah mampu menguasai tentang tata tulis aksara Jawa. “Terbukti semua peserta berhasil menyelesaikan sampai rampung bahkan ada yang selesai meskipun waktu perlombaan masih tersisa. Baik menulis aksara Jawa secara manual maupun digital menggunakan perangkat handphone ataupun laptop,” jelasnya.

Namun demikian, lanjut dia, memang ada beberapa peserta yang belum menguasai tata tulis aksara Jawa secara benar. Itu sebabnya panitia menyediakan stan klinik aksara Jawa untuk membantu generasi muda khususnya dan pengunjung Skafourta Expo 2022 yang ingin belajar menulis dan membaca aksara Jawa lebih lanjut.

"Ada stan jika ingin belajar menulis aksara Jawa secara manual maupun digital menggunakan perangkat ponsel maupun laptop," tambahnya.

Adapun dewan juri terdiri dari guru, pegiat aksara Jawa maupun praktisi. Mereka adalah Arpeni Rahmawati, Vita listiyani dan Hayu Avang. (*)