Asyik! Artjog Boleh Dikunjungi Langsung. Ini Syaratnya

Asyik! Artjog Boleh Dikunjungi Langsung. Ini Syaratnya

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Kerja keras ARTJOG sebagai sebuah festival seni kontemporer yang layak dan aman dikunjungi saat pandemi, akhirnya membuahkan hasil. Usai beberapa kali melakukan uji coba kunjungan yang melibatkan pekerja media, pekerja seni, seniman, rekanan dan instansi-instansi pemerintah lainnya, hari ini, Senin (7/9/2020), ARTJOG:Resilience dibuka untuk umum.

Sebagai sebuah festival yang pada tahun sebelumnya rerata kunjungan lebih dari 2.500 orang setiap hari, di masa pandemi sekarang ARTJOG:Resilience melakukan pembatasan jumlah kunjungan dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat sesuai arahan tim gugus tugas Covid-19 DIY.

Antara lain, anak-anak dibawah usia 13 tahun dan lansia diatas usia 60 tahun tidak diperbolehkan masuk ke galeri. Pengunjung dari luar Daerah Istimewa Yogyakarta wajib melengkapi diri dengan surat keterangan kesehatan dengan hasil rapid non-reaktif atau PCR/Swab dengan hasil negatif saat proses check-in di lokasi pameran.

ARTJOG juga tidak menerima kunjungan rombongan seperti tahun-tahun sebelumnya. Selain harus melakukan pengisian borang dengan identitas yang sah, pengunjung diharuskan mencuci tangan dan menggungakan hand sanitizer secara berkala, memakai masker dan tidak boleh membuka masker selama berada di ruang pamer, bahkan saat berswafoto.

Peraturan kunjungan dan tiket ARTJOG:Resilience hanya dapat diakses secara daring dengan harga Rp.100.000 melalui laman resmi https://resilience.artjog.co.id/visitor/. Dengan demikian panitia tidak melakukan penjualan tiket di lokasi.

ARTJOG juga melakukan pembatasan jumlah pengunjung sebanyak 180 orang yang dibagi dalam tiga sesi kunjungan yaitu pukul 10:00-12:00, 13:00-15:00 dan 16:00-18:00 WIB.

Heri Pemad, Direktur ARTJOG, mengatakan naiknya harga tiket dari tahun sebelumnya juga salah satu cara untuk melakukan pembatasan jumlah pengunjung. Dengan harga yang tetap masuk akal ini, ia berharap tamu yang datang benar-benar penikmat seni yang ingin secara khusyuk menikmati karya di ARTJOG:Resilience.

Selain mengukuhkan diri sebagai sebuah festival seni kontemporer yang mampu beradaptasi dan eksis di saat pandemi, ke-pemad-an Heri Pemad berhasil meyakinkan khalayak bahwa esensi sebuah pameran, terutama seni rupa, akan kehilangan ruhnya jika hanya ditampilkan secara online.

“Daring bukan hanya menvisualkan karya ke dalam bentuk digital dengan teknologi VR atau 360 view. Tidak cukup demikian. Sebagai seorang perupa, saya tahu bagaimana karya itu harus dilihat secara langsung. Ada tekstur, detail, nuansa, bahkan aroma karya yang tidak bisa digantikan oleh konsep daring,” paparnya kepada koranbernas.id, Selasa (25/8/2020) silam.

Tidak ingin menjadi sekedar katalog digital seperti yang lain, maka dibuat sebuah konsep daring yang berbeda. Yakni, dengan menggandeng seniman-seniman film dokumenter untuk melakukan eksplorasi di perhelatan ARTJOG:Resilience. Para seniman ini akan mengeksplor karya-karya yang dipamerkan dalam satu program yaitu Expanded ARTJOG.

”Program yang bertujuan memperluas pengalaman menikmati ARTJOG melalui medium audiovisual. Film Expanded ARTJOG akan ditayangkan perdana pada Sabtu, 12 September 2020,” tutupnya. (*)