Prambanan Jazz Festival 2021 Tidak Mau Menyerah pada Keadaan

Prambanan Jazz Festival 2021 Tidak Mau Menyerah pada Keadaan

KORANBERNAS ID, YOGYAKARTA -- Pagebluk Covid-19 yang menghantam dunia sejak akhir 2019 silam benar-benar mengubah perilaku umat manusia. Tak terkecuali dunia hiburan. Prambanan Jazz Festival (PJF) salah satunya. Perhelatan musik tahunan berskala internasional yang dilaksanakan di pelataran Candi Prambanan Yogyakarta ini terus berupaya tidak pernah absen hadir saban tahun bagi pecinta musik tanah air.

Pada 2020, Prambanan Jazz Festival hadir dengan konsep virtual yang secara langsung disiarkan dari venue Mahakarya Candi Prambanan. Hujan yang mengguyur tempat penyelenggaraan kala itu tidak membuat perhelatan ini berhenti. Segala siasat tidak terduga dilakukan PT Rajawali Indonesia selaku penyelenggara agar penonton yang menikmati konser dari rumah tidak kehilangan kemegahan sebuah perhelatan musik berkelas.

Tahun ini, awal 2021, menjadi sebuah titik terang bagi pegiat festival apapun di tanah air. Semua optimis bisa benar-benar menyelenggarakan festival dengan protokol kesehatan yang baik. Setahun pandemi dirasa sudah cukup untuk belajar menyiasati virus asal Wuhan ini agar tidak menyebar di sebuah konser.

Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, bahkan beberapa kali hadir secara offline di sebuah perhelatan musik. Grand Final Indonesian Idol yang diselenggarakan April 2021, salah satunya. Sandiaga kala itu mengakui jika penyelenggaraan Indonesian Idol ini sudah memenuhi standar protokol kesehatan yang ketat.

"Protokol kesehatan ini bukan saja memberikan rasa aman pada kru tapi juga performer dan penonton," sebutnya waktu itu.

Secercah harapan ini direspon pegiat festival dengan baik. Semua merasa siap dengan konsep penyelenggaraan yang baik dan aman bagi kesehatan semuanya. Prambanan Jazz Festival 2021 pun demikian. Tanggal 2-4 Juli dipilih menjadi saat perhelatan di 2021 ini. Tanggal itu seperti mengembalikan ritual tahunan PJF sebelum-sebelumnya.

Namun apalah daya. Pada Juli 2021 juga, kasus terkonfirmasi Covid-19 harian di Indonesia melonjak tajam. Varian Delta yang disebut berasal dari India membuat virus ini lebih sulit dikendalikan.

Saat dikonfirmasi, epidemiolog sekaligus Direktur Pusat Kedokteran Tropis FKKMK UGM, Riris Andono Ahmad, mengatakan tidak ada data dari mana asal sampel varian Delta tersebut berasal dan juga menampilkan data sebaran, justru berbahaya. Pasalnya data sebaran itu justru bisa menimbulkan rasa aman semu bagi masyarakat (yang wilayahnya tak terpapar Delta).

"Rasa aman semu ini sangat berbahaya mengingat tingkat penularan varian Delta yang jauh lebih tinggi dibandingkan varian sebelumnya," terang Riris.

Berdasarkan hasil lacakan FKKMK UGM soal varian Delta yang dilakukan sejak Juni dan ledakan kasus mulai terjadi awal Juli di DIY (di atas 1.000 kasus per hari), Riris mengatakan belum bisa diketahui pasti apakah varian itu masuk ke DIY bulan Mei atau Juni.

Hal ini tentu sangat berpengaruh kepada kebijakan pemerintah dalam menanggulangi pandemi. Kasus terus meningkat, rumah sakit yang diperuntukkan penanganan pasien kritis nyaris penuh, ditambah stok oksigen yang sempat langka.

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat pun diterapkan untuk wilayah Jawa dan Bali. PPKM Darurat yang resmi dimulai sejak 3 Juli 2021 ini langsung mengubah semua harapan tentang konser on ground maupun hybrid.

Bagaimanapun nyawa manusia dan kesehatan bagi semua harus menjadi prioritas. Varian Delta yang menular puluhan kali lebih cepat tidak mampu lagi dibendung hanya dengan protokol kesehatan yang sebelumnya telah disiapkan oleh pegiat festival. Prambanan Jazz Festival kembali urung dihelat.

Tidak mau terus terpuruk oleh keadaan yang serba tidak menentu, Anas Syarul Alimi, Founder PJF sekaligus CEO PT Rajawali Indonesia ,memutuskan tetap menghelat PJF 2021 dengan konsep virtual sebagaimana penyelenggaraan tahun lalu.

Anas mengatakan, Prambanan Jazz Festival ke-7 seharusnya dilaksanakan 2 hingga 4 Juli 2021. Pihaknya sudah menyiapkan konsep hybrid yang memungkinkan dapat disaksiskan secara offline secara terbatas dan ada online bagi penonton yang mau menyaksikan dari rumah. Namun tiba-tiba ada kebijakan dari pemerintah yaitu PPKM Darurat, maka konsep ini posponed lagi.

"Pada akhirnya kita putuskan bahwa Prambanan Jazz harus tetap diselenggarakan. Prambanan Jazz menolak menyerah dengan keadaan. Kita tetap harus jalan dan akhirnya menentukan tanggal 11 September 2021," paparnya kepada wartawan secara daring, Kamis (5/8/2021).

Tahun ini, Prambanan Jazz Festival mengangkat tema Borneo Goes to Prambanan Jazz Virtual Festival. Kegiatan ini diharapkan akan menjadi ajang kesempatan bagi musisi yang berdomisili di Kalimantan untuk menunjukkan karya mereka kepada khalayak luas pecinta musik tanah air.

"Keadaan ini kita harus saling kolaborasi dan suport antara musisi, promotor, sponsor, dan semuanya. Saling kolaborasi, bagi saya, dalam kondisi seperti ini adalah yang paling pas dilakukan. Bukan lagi kompetisi, kita harus saling suport antara semua pihak," paparnya.

Kami, lanjut Anas, akan punya venue pembeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pada perhelatan PJF ke 7 ini pihaknya akan banyak melakukan kolaborasi dari beberapa artis nasional atau musisi, tetapi juga dengan beberapa seniman. Hal ini akan menjadikan sebuah tontonan yang sangat menarik yang mungkin di luar ekspektasi penikmat musik.

Sementara Kiki Pea, musisi, komikus yang juga salah satu tim kreatif di i-Konser, menambahkan nantinya seluruh musisi/band pendaftar akan dikurasi oleh promotor Prambanan Jazz Festival. Sehingga akan didapat maksimal 100 band yang diikutsertakan dalam seleksi. Pendaftaran Borneo Goes To Prambanan Jazz Virtual Festival sudah dibuka sejak 23 Juli 2021 dan akan berlangsung hingga tanggal 15 Agustus 2021.

Akan ada 3 musisi Kalimantan yang akan menjajal panggung megah Prambanan Jazz Virtual Festival 2021 dan juga tampil pada beberapa program tayangan channel I-Konser di UseeTV. Satu musisi akan dipilih langsung oleh promotor, sedangkan dua lainnya akan melalui beberapa tahapan seleksi dan kurasi oleh 3 Juri (musisi nasional, promotor, tokoh musik Kalimantan).

"Karena situasi pandemi yang masih belum menentu, penjurian akan dilakukan virtual (terpisah) dengan peserta yang mengikuti seleksi," lanjutnya.

Peserta Borneo Goes To Prambanan Jazz Virtual Festival adalah musisi/band yang berdomisili di Kalimantan yang sesuai dengan karakter festival musik.

Para peserta tersebut diharuskan memiliki minimal tiga karya orisinil berupa video musik/video live session. Pemenang yang terpilih untuk tampil di Prambanan Jazz Virtual Festival diharapkan bisa menampilkan setidaknya empat lagu orisinil.

Peserta Borneo Goes To Prambanan Jazz Virtual Festival adalah musisi/band yang berdomisili di Kalimantan, dibuktikan cukup dengan satu KTP dan terbuka untuk seluruh genre musik dan jenis penampil musik (solo, duo, band, dan sejenisnya) yang sesuai dengan karakter festival.

"Dengan adanya Borneo Goes To Prambanan Jazz Virtual Festival ini diharapkan akan muncul nama-nama baru dari pulau Kalimantan yang berkilau di blantika musik Indonesia," kata Kiki.

"Akan ada aroma-aroma Kalimantan saat musisi ini memainkan musik mereka. Sama saat kita mencium aroma Yogyakarta saat Sheila on 7 tampil di panggung musik," lanjutnya.

Tidak hanya Kalimantan. Nantinya seluruh daerah di Indonesia juga akan mendapatkan kesempatan yang sama untuk bisa tampil di Prambanan Jazz Festival selanjutnya, maupun tayangan- tayangan di I-Konser Channel.

Rijanto Utomo, EVP Telkom Regional 6, menambahkan menggaungkan suara Borneo merupakan kewajiban bersama. Juga membangun seluruh bangsa Indonesia, khususnya regional. Event-event terbaik di regional dibawa menasional agar orang yang memiliki kemampuan bisa tampil begitu megah seperti Prambanan Jazz.

"Ini menunjukkan bahwa pandemi ini bukan halangan, tetapi merupakan kesempatan untuk belajar sehingga kita bisa membiasakan normal baru ini dengan cara yang bagus," tutupnya. (*)