Argodadi Merintis Jadi Desa Budaya

Argodadi Merintis Jadi Desa Budaya

KORANBERNAS.ID -- Beragam kesenian ditampilkan pada acara Gebyar Budaya dalam rangka perayaan Hari Jadi ke-73 Desa Argodadi, Kecamatan Sedayu, Bantul, 21 hingga 24 November lalu. Beragam atraksi kesenian yang dikepyakke tersebut diantaranya extra band Koes Plus, Sholawat Hadroh, Carong, Tari-tarian, Qasidah, Sholawatan Jawa, karawitan dan pentas petilan wayang wong, karawitan PKK serta Ketoprak.

“Semua seni yang dikepyakke tadi adalah seni yang tumbuh dan dilestarikan oleh masyarakat di Desa Argodadi,” kata Semidi Martha SPd, Ketua Rintisan Desa Budaya Argodadi, Kamis (28/11/2019).

Bahkan, Carong merupakan seni yang lahir dan tumbuh hanya di desa Argodadi. “Disini  semua seni ada, dan Carong yang punya hanya Argodadi. Sekarang masih jalan atau masih hidup,” katanya.

Untuk itulah mantan pengajar di SMKI Yogyakarta itu  sejak setahun lalu bersama masyarakat sepakat untuk menyiapkan agar Argodadi menjadi desa rintisan budaya. Mengingat banyak sekali seni yang tumbuh dan berkembang serta dimainkan oleh warga setempat.

“Lalu setelah setahun kita berjalan, seni tersebut kita pentaske  dalam Hari Jadi Desa Argodadi dengan disaksikan warga, termasuk Kepala Dinas Kebudayaan Bantul, Bapak Nugroho (Nugroho Eko Setyanto SSos, red),” katanya.

Pada hari terakhir pertunjukan, pengurus desa rintisan budaya dikukuhkan oleh Lurah Desa Prayitno. “Setelah pengukuhan, selama sekitar satu tahun ke depan kami akan mempersiapkan segala sesuatu untuk bisa menjadi desa budaya,” kata Semidi Martha.

Persiapan itu diantaranya, semua kegiatan seni harus teradministrasi dengan baik, ada surat dari desa, ada AD/ART, ada nomor induk kesenian, data profil desa, data profil kesenian, profil kriya, potensi kuliner, paparan dengan tulisan dan bahasa jawa, karawitan serta pariwisata. Juga ada soal paparan adat hingga tembang dan pangandikan.

“Ketika semua sudah siap, pada saatnya  kita akan  mengundang tim penguji. Setelah tim melihat, mengguji dan dinyatakan lulus, barulah kita menjadi desa budaya yang akan dikukuhkan oleh Ngarso Dalem,” katanya.

Sedangkan Sukarman, ketua pertunjukan Gebyar Budaya, mengatakan seni yang dipentaskan adalah seni yang tumbuh di Argodadi. Bahkan ada yang lokal, yakni Carong dan telah mendapat anugerah Krida Budaya tingkat Bantul tahun 1989 semasa Bupati Sri Roso Sudarmo.

“Di sini juga ada kesenian Kubro Siswo yang telah meraih dua kali juara nasional,” kata Sukarman.

Selain itu di Argodadi juga dikembangkan Gapres, permainan tradisional yang  sudah dibawa ke Kalimantan. Dikembangkan pula permainan tradisional Egrang serta Dakon. Untuk 2020, di desa tersebut akan dianggarkan dari APBDesa untuk pengembangan rintisan desa budaya.

“Ketika nanti desa ini menjadi desa budaya dan mendapat dukungan dana keistimewaan, maka yang merasakan adalah masyarakat juga. Bagaimana seni dan budaya bisa tumbuh dan berkembang,” katanya.

Sementara Nugroho Eko Setyanto mengatakan, Dinas Kebudayaan Bantul siap mendukung apa yang menjadi cita-cita Desa Argodadi. “Tentunya kami siap mendukung dengan kewenangan yang kami miliki. Termasuk bagaimana melakukan pembinaan agar seni budaya tetap lestari,” katanya. (eru)