Aplikasi Lelang Agro Karya Dosen Unsoed Membantu Petani Cabai di Purworejo Melawan Tengkulak

Aplikasi Lelang Agro Karya Dosen Unsoed Membantu Petani Cabai di Purworejo Melawan Tengkulak
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirmam (Unsoed) Dr. Rer. nat. Ir. Djeimy Kusnaman, M.Sc (kaos hijau) bersama anggota tim, mahasiswa Unsoed dan Pengelola Bangsal Lelang Guyub Rukun Desa Wonoroto, Kecamatan Ngombol, Purworejo. Dan foto bersama usai peluncuran Aplikasi Lelang Agro di Bangsal Lelang Hortikultura Guyub Rukun, Desa Wonoroto, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo. (prasetiyo/koranbernas.id)
Aplikasi Lelang Agro Karya Dosen Unsoed Membantu Petani Cabai di Purworejo Melawan Tengkulak

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO – Dosen Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirmam (Unsoed) Dr. Rer. nat. Ir. Djeimy Kusnaman, M.Sc. menjadi sosok kunci di balik lahirnya aplikasi Lelang Agro. Yakni sebuah inovasi digital yang sukses mendongkrak efisiensi dan daya tawar petani cabai. Aplikasi ini untuk mengurangi atau melawan ketergantungan petani cabai di Desa Wonoroto, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo pada tengkulak.

Aplikasi Lelang Agro ini di-launching atau diluncurkan pada hari Kamis (3/7/2025) di Bangsal Lelang Hortikultura Guyub Rukun, Desa Wonoroto, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo. Aplikasi ini lahir dari penelitian yang dilakukan dengan metode analisis kebutuhan secara langsung di lapangan, melalui wawancara dan observasi terhadap petani serta pengelola pasar lelang.

“Setelah hampir tiga tahun pengembangan dan uji coba, aplikasi lelang agro kini telah aktif digunakan oleh kelompok tani di Desa Wonoroto, dengan sekitar 40 akun pembeli yang telah terdaftar. Ini membuktikan bahwa inovasi kami mendapat respons positif dari para pengguna,” ungkap Dr. Djeimy Kusnaman selaku ketua tim peneliti kepada koranbernas.id.

Anggota tim terdiri dosen dari Fakultas Pertanian Unsoed dua orang yakni Dr Dindy Darmawati Putri SP, MP, dan Indah Setiawati SP MP. Sedangkan dari Fakultas Teknik yakni Hari Siswantoro ST MT PhD, Ir Nofiyati S.Kom M.Kom dan Mohammad Irham Akbar S.Kom, M.CS.

Peluncuran Aplikasi Lelang Agro ini merupakan hasil kerja sama antara tim peneliti Unsoed dan Pengelola Bangsal Lelang Guyub Rukun Desa Wonoroto. Kegiatan ini dihadiri berbagai pihak, termasuk perwakilan pemerintah desa, Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Ngombol, Dinas Perdagangan Kabupaten Purworejo, pedagang, petani, serta dosen dan mahasiswa Unsoed.

Menurut Djeimy Kusnaman, aplikasi ini mempercepat proses pelelangan, menekan biaya operasional, dan memungkinkan petani memperoleh harga jual yang lebih kompetitif.

Penelitian ini, lanjutnya, didukung pendanaan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui skema Reset Indonesia, yang mendorong inovasi berbasis kebutuhan nyata masyarakat. Tujuannya adalah meningkatkan produktivitas pengelolaan pasar lelang dan kesejahteraan petani.

Mengurangi Ketergantungan

Sosialisasi dan peluncuran Aplikasi Lelang Agro ini, dibuka oleh dosen Agribisnis Unsoed, Indah Setiawati, SP., M.P., yang menyampaikan pentingnya inovasi teknologi seperti Lelang Agro untuk mengurangi ketergantungan petani pada tengkulak. “Melalui aplikasi ini, petani bisa langsung menjual hasil panennya secara transparan, tanpa melalui tengkulak,” jelasnya.

Selanjutnya pemateri utama dalam sosialisasi adalah Mohammad Irham Akbar, S.Kom., M.Cs., dosen Teknik Informatika Fakultas Teknik Unsoed.

Mohammad Irham Akbar menjelaskan secara detail tentang fitur aplikasi dalam Aplikasi Lelang Agro ini yang memungkinkan pembeli mendaftar secara daring, mengikuti lelang, dan menentukan harga tanpa harus datang ke lokasi. “Sistem ini membuat transaksi lebih efisien, aman, dan transparan,” ujarnya.

Koordinator Bangsal Lelang Guyub Rukun, Jarno, menyatakan bahwa penggunaan aplikasi ini mampu memangkas waktu dan biaya operasional hingga 10 persen. “Kami tidak perlu lagi menghubungi pembeli satu per satu lewat WhatsApp. Proses menjadi lebih praktis. Kami mengucapkan teriam kasih kepada para peneliti dari Unsoed,” ujarnya.

Keberhasilan Lelang Agro menjadi bukti bahwa kolaborasi antara akademisi dan masyarakat dapat melahirkan solusi digital yang tepat guna. Tim peneliti berharap aplikasi ini dapat diterapkan pada komoditas pertanian lain demi kesejahteraan petani secara berkelanjutan. (*)