Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19, Pemkab Sleman Berencana Aktifkan Gedung Kementerian PMD Kalasan

Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19, Pemkab Sleman Berencana Aktifkan Gedung Kementerian PMD Kalasan

KORANBERNAS.ID, SLEMAN — Pemkab Sleman berencana mengaktifkan Gedung Kementerian PMD di Kalasan untuk mengantisipasi potensi lonjakan kasus positif Covid-19. Namun, keputusan itu baru akan dilakukan manakala Fasilitas Kesehatan Darurat Covid-19 (FKDC) di Sleman sudah benar-benar penuh dan tidak mampu menampung pasien asimtomatik.

Saat ini Sleman mengoperasikan dua Fasilitas Kesehatan Darurat Covid-19, yakni Asrama Haji di Ring Road Utara dan Rusunawa Gemawang, Mlati. Dua fasilitas ini sebelumnya sempat penuh lantaran melonjaknya kasus positif Covid-19 di Slean beberapa hari terakhir.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, dr Joko Hastaryo, mengatakan lonjakan kasus Covid-19 di Sleman terjadi pada 14 hari setelah libur panjang akhir Oktober lalu. Dia menduga ada kaitan erat antara liburan panjang yang mendorong mobilitas masyarakat berwisata dengan kenaikan kasus.

“Awal bulan, antara 1-14 November, status Sleman saat itu sudah kuning. Setelah itu menjadi merah, termasuk DIY. Kajian ilmiahnya memang belum ada. Tetapi bisa jadi akibat aktivitas tinggi dari libur panjang akhir Oktober,” jelasnya.

Naiknya kasus ini juga mempengaruhi hunian fasilitas kesehatan darurat yang pertengahan November lalu sempat penuh. Sehingga Pemkab perlu menyiapkan alternatif tempat baru, sembari melihat perkembangan situasi terkini.

“Ya, kami merencakan itu. Tapi, sekali lagi, perlu melihat perkembangan situasi. Nanti ruangannya akan disiapkan sambil menunggu perkembangan. Kita juga perlu mempertimbangkan kemungkinan untuk merekrut relawan baru, mengingat setiap fasilitas baru perlu SDM untuk mengelola,” kata Joko, kemarin.

Jubir Gugus Tugas Covid-19 Sleman, Shavitri Nurmala Dewi, mengatakan saat ini kapasitas FKDC di Asrama Haji dan Rusunawa Gemawang sudah mulai melonggar.

Berdasarkan data, hingga Sabtu (28/11/2020), hunian di Asrama Haji tercatat 52 orang dari kapasitas maksimal 138 orang. Sedangkan Rusunawa Gemawang terisi 17 orang dari kapasitas 54 orang.

Namun, tren kasus positif Covid-19 di Sleman dan juga DIY masih terus menunjukkan kenaikan. Apalagi saat ini dari 17 kepanewon di Sleman, sebanyak 15 kepanewon masuk zona merah. Hanya dua kepanewon yang statusnya di luar zona merah, yakni Moyudan dan Seyegan.

“Kuncinya tetap protokol kesehatan. Kami berharap masyarakat terus meningkatkan kepatuhan protokol kesehatan. Di mana pun dan kapan pun. Setiap ke luar rumah harus mengenakan masker, rajin mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak aman dan selalu menghindari kerumunan,” pintanya. (*)