Anak Muda Lintas Provinsi, Rasakan Suasana Kerajaaan Mataram Islam di Jagalan

Anak Muda Lintas Provinsi, Rasakan Suasana Kerajaaan Mataram Islam di Jagalan
Peserta penguatan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) mengunjungi Desa Wisata Jagalan. (sariyati wjaya/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BANTUL--Sebanyak 35 anak muda lintas provinsi mengikuti kegiatan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) seta Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Bantul,Selasa (26/9/2023) dan Rabu (27/9/2023)  pagi hingga sore di desa wisata Jagalan Banguntapan.

Mereka adalah mahasiswa yang berasal dari provinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Banten, Maluku, Nusa Tenggara Barat, Bali, Kalimantan Selatan, Sumatera Utara, Gorontalo dan DIY. Hadir dalam kesempatan tersebut, Supriyanta SSTP Kepala Bidang Kesatuan dan Bangsa, Bakesbangpol Kabupaten Bantul serta Wijaya Tunggali ST,Ketua FPK Kabupaten Bantul.

Anak muda di hari kedua berjalan menyusuri kawasan  kampung wisata Jagalan. Mereka menyusuri kampung yang masih terjaga keaslianya dengan bangunan masa lampau, ada joglo,limasan maupun omah kampung serta masuk ke rumah indishe. Dengan dipandu para guide, rombongan juga melihat lokasi pembuatan batik,kerajinan perak, ke Masjid Gede Mataram dan Makam Raja. Mereka juga diajari membuat jamu tradisional yang merupakan minuman kesehatan warisan leluhur

“Jadi dengan mengunjungi wisata di Jagalan, mereka kita ajak serasa hidup pada abad 16 jaman Kerajaan Mataram Islam,” kata Basuki, Ulu-ulu Kalurahan Jagalan kepada koranbernas.id di lokasi.                                                  

Di Jagalan, lanjutnya keberadaan rumah khas jawa memang dipertahankan. Dan ada beberapa yang menjadi cagar budaya dan diambil alih kepemilikanya oleh Dinas Kebudayaan DIY. Bukan hanya menikmati suasana bangunan dan tempat tinggal di masa lalu, wisatawan juga bisa menikmati beragam olahan makanan khas kotagede seperti kipo dan legomoro serta kroket ketela. “Ada 300 UMKM yang tumbuh dan berkembang di Jagalan,” kata Basuki.

Peserta penguatan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) mengunjungi Desa Wisata Jagalan. (sariyati wjaya/koranbernas.id)

Selain itu wisatawan juga bsa menyaksikan seni tradisi yang tumbuh dan hidup di masyarakat misal wayang, seni tari,karawitan atuapun sholawatan. “Semua paket wisata kami ada, jadi bagi yang akan berkunjung ke Jagalan bisa langsung menghubungi pihak desa wisata di Kalurahan Jagalan. Atau bisa membuka instagram (IG) dengan alamat desawisatajagala01 dan bisa langsung menghubungi pengelola melalui akun tersebut. Adapun paket untuk pelajar mulai Rp 20.000 per orang, untuk umum Rp 45.000 dan wisatawan asing Rp 75.000,” terang Basuki.

Sementara, Wijaya Tunggali ST menyampaikan terbentuknya Forum Pembauran adalah salah satu langkah untuk menindaklanjuti Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 34 tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pembauran Kebangsaan di Daerah

“Forum Pembauran Kebangsaan yang disingkat dengan FPK adalah wadah informasi, komunikasi, konsultasi dan kerjasama antara warga masyarakat yang diarahkan untuk menumbuhkan, memantapkan, memelihara dan mengembangkan pembauran kebangsaan,” katanya.

Forum Pembaruan Kebangsaan dapat menjadi forum dialog mahasiswa lintas daerah untuk menangkal dan mencegah hal-hal yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan

“Melalu kegiatan ini Kita berharap FPK menjadi wadah terdepan bagi masyarakat sebagai forum dialog untuk menangkal dan mencegah hal-hal yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara salah satunya di tingkat pelajar dan mahasiswa. Keberadaan beragam etnis menjadikan Yogyakarta sebagai kota pelajar menjadi indah karena lebih berwarna. Maka itu, apa yang dilakukan FPK sangat wajar untuk terus didukung,” tambah Wijata Tunggali.

Indra Sinaga asal Sumatera Utara mengaku baru pertama datang ke Jagalan. “Bagus, dan kami jadi tahu sejarah di Yogyakarta ini,” katanya. (*)