Aktivitas Penambangan Galian C di Desa Sukorini Dilaporkan ke Gubernur

Aktivitas Penambangan Galian C di Desa Sukorini Dilaporkan ke Gubernur

KORANBERNAS.ID, KLATEN -- Sejumlah warga Desa Sukorini, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, melaporkan aktivitas penambangan galian C di sekitar aliran Kali Woro di Desa Sukorini kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, pekan lalu.

Warga yang terdiri dari pengurus kelompok tani dan tokoh masyarakat itu menilai akibat aktivitas penambangan tersebut telah menyebabkan hilangnya sumber mata air yang selama ini menjadi andalan petani untuk mengaliri sawah. Selain itu, rusaknya infrastruktur jalan dan jembatan akibat sering dilalui truk yang melebihi tonase.

"Benar. Kami sudah melaporkan ke Pak Gubernur. Sebab sampai sekarang desa tidak juga membuat Perdes (peraturan desa). Dan laporan kami sudah ditindaklanjuti provinsi dengan merazia lokasi penambangan," kata Muklis Suhudi, Ketua Kelompok Tani 'Tani Makmur' Desa Sukorini, Jumat (17/9/2021).

Muklis menambahkan, selain pihaknya, Kelompok Tani 'Ngudi Mulyo' Desa Sukorini juga turut melaporkan aktivitas penambangan galian C di sekitar aliran Kali Woro ke Gubernur Jawa Tengah.

Di tempat lain, sejumlah warga menceritakan, setahun lalu laporan serupa pernah dilayangkan kepada pihak terkait namun tidak kunjung ada tanggapan.

Warga juga menambahkan, sekitar tahun 2008 lalu di Desa Sukorini sudah ada kesepakatan bahwa aktivitas penambangan galian C menggunakan alat berat, dilarang. Namun untuk memperkuat kesepakatan itu, warga mendesak pemerintah desa untuk membuat Perdes sebagai payung hukum.

Namun hingga kini Perdes tersebut tidak kunjung dibuat bahkan diam-diam ada oknum yang melakukan aktivitas penambangan galian C menggunakan alat  berat yang beroperasi 24 jam.

Warga yang terganggu dan prihatin atas dampak yang ditimbulkan, memilih melaporkan aktivitas penambangan galian C tersebut ke Gubernur Jawa Tengah pekan lalu.

Kepala Desa Sukorini, Siswanto, ketika dikonfirmasi membantah adanya laporan aktivitas penambangan galian C oleh kelompok tani dan tokoh masyarakat ke Gubernur Jawa Tengah.

"Sampai sekarang desa tidak ada surat masuk. Dan kami juga tidak tahu. Sukorini kondusif dan tidak ada apa-apa," ujarnya. (*)