Ada yang Bertanya BKKBN Masih Ada?

Ada yang Bertanya BKKBN Masih Ada?

KORANBERNAS.ID – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) saat ini masih memiliki sejumlah pekerjaan rumah (PR) yang perlu diselesaikan.

Salah satunya terkait dengan sosialisasi program maupun kegiatan yang secara tidak langsung mempengaruhi eksistensi instansi tersebut di masyarakat.

“Masih ada masyarakat menyampaikan ke kami, memang BKKBN masih ada to?” ungkap dokter Iin Nadzifah Hamid, Kepala Bidang (Kabid) KSPK (Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga) Kantor Perwakilan BKKBN DIY.

Menyampaikan pengantarnya pada rapat pengurus dan anggota Ikatan Penulis Keluarga Berencana (IPKB), Kamis (12/12/2019), di Ruang Widya 1 Kantor Perwakilan BKKBN DIY Jalan Kenari Yogyakarta, dia memberikan apresiasi atas kiprah IPKB selama ini.

“Kami sangat mengapresiasi IPKB. Di masa-masa yang akan datang, BKKBN DIY perlu bantuan syiar. BKKBN tidak ada apa-apanya tanpa bantuan IPKB,” ungkapnya.

Khusus di Provinsi DIY, sejumlah pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan di antaranya Total Fertility Rate (TFR), permasalahan remaja maupun stunting.

Belum lama ini, lanjut dia, jajaran BKKBN DIY dipanggil ke Kantor Staf Kepresidenan untuk membicarakan program KKBPK (Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga).

Salah satu yang menjadi fokus perhatian adalah stunting. Pada 2020, penanganan stunting tidak hanya di Kabupaten Kulonprogo tetapi juga di Kabupaten Gunungkidul.

Sedangkan masalah remaja yang perlu memperoleh perhatian terutama aspek kualitas. Hal ini mengingat penduduk DIY berusia remaja jumlahnya dominan.

“Di DIY ini banyak remaja. Ini tantangan yang luar biasa. Kuantitas oke tetapi kualitas juga penting,” kata dokter Iin.

Dia menambahkan, kehamilan yang tidak diinginkan secara langsung juga akan menambah kontribusi naiknya angka TFR.

Danarto Suryayuda selaku Kasubag Humas BKKBN DIY menyampaikan apresiasi serupa. IPKB selama ini turut membantu sosialisasi program-program KKBPK.

Ke depan perlu ada fasilitasi maupun penguatan potensi IPKB supaya lebih bersinergi dengan BKKBN dalam upaya memberikan penyadaran mengenai pentingnya KB.

Apalagi ruang lingkup demografi saat ini semakin luas, tidak hanya KB tetapi juga pembangunan keluarga.

Demisioner

Rapat pengurus dan anggota IPKB DIY yang dipimpin langsung Ketua IPKB DIY, Arie Giyarto, dimaksudkan pula untuk penyegaran organisasi.

Secara resmi kepengurusan periode sebelumnya dinyatakan domisioner, kemudian dilakukan pemilihan ketua dan pengurus yang baru.

IPKB DIY yang berdiri sejak tahun 1982 para anggotanya terdiri dari jurnalis dari media massa cetak, radio maupun televisi.  Organisasi ini terbukti sudah banyak berkiprah di kancah nasional maupun provinsi.

Seiring perkembangan zaman, keberadaan media online saat ini tidak bisa dielakkan lagi bahkan tidak boleh dipandang sebelah mata.

Aktivitas IPKB semata-mata dilandasi kesadaran mengenai pentingnya program KB, yang tidak akan berhasil tanpa dukungan dari banyak pihak.

BKKBN tidak hanya mengurusi program mulai dari pranikah, kehamilan, balita, remaja tetapi juga sampai lansia. Artinya, bidang garapan BKKBN secara berkesinambungan serta tidak ada yang terputus.

“Kami menyadari program KB dan pembangunan keluarga adalah tanggung jawab bersama dan manfaatnya betul-betul untuk masa depan bangsa kita,” ungkap jurnalis senior koranbernas.id itu. (sol)