Ada Pesta Kembang Api dan Barongsai di Klenteng Gondomanan

Ada Pesta Kembang Api dan Barongsai di Klenteng Gondomanan

KORANBERNAS.ID – YOGYAKARTA – Pertunjukan barongsai dan pesta kembang api, akan memeriahkan perayaan menyambut tahun baru Imlek 2571 atau 2020 di Klenteng Fuk Ling Miau Gondomanan, Jl. Brigjen Katamso No. 3 Yogyakarta. Dua acara tersebut akan digelar Jumat, 24 Januari 2020, sehari menjelang datangnya Tahun Tikus Logam 2571.

Ketua Klenteng Fuk Ling Miau Gondomanan, Angling Wijaya kepada Koran Bernas Rabu malam (22/01/2020) menjelaskan, Imlek adalah tradisi terpenting warga Tionghoa dalam menyongsong tahun baru menurut kalender Tionghoa. Itulah sebabnya, setiap menjelang Imlek warga Tionghoa disibukkan dengan berbagai kegiatan tradisi, seperti membersihkan klenteng, membersihkan rumah dan lain-lain.

Perayaan Imlek, kata Angling, dimulai sejak tanggal 1 bulan pertama sampai dengan saat bulan purnama tiba. Kegiatan utama kami adalah berdoa di klenteng dan biasanya berlangsung dua hari sejak H-1 sampai dengan hari H atau tanggal 1 tahun baru. “Dua minggu setelah tahun baru, perayaan kami tutup dengan tradisi cap gomeh atau makan lontong opor,” ujar Angling yang memiliki nama Tionghoa Ang Sing Piang.

Ia menambahkan, bagi warga Tionghoa, perayaan Imlek juga selalu ditandai dengan saling berkunjung di antara keluarga. Keluarga-keluarga muda berkunjung ke rumah keluarga yang lebih tua.

Mengandung air

Tahun 2571 atau tahun 2020, dalam perhitungan kalender Tionghoa, kata Angling, adalah Tahun Tikus Logam. Sekalipun disebut Tikus Logam, tetapi shio Tikus Logam mengandung unsur air. Bagi warga Tionghoa, hal ini dipercaya akan datangnya kesejahteraan yang lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya.

Untuk menyongsong tahun yang diyakini lebih menyejahterakan, warga Tionghoa terutama yang menganut agama Khonghucu, akan mendermakan sebagian hartanya untuk dibagikan kepada mereka yang membutuhkan. “Kami percaya, kalau kami ikhlas memberikan kepada orang lain yang membutuhkan, kami akan mendapat ganti rezeki yang lebih banyak lagi,” kata Angling yang menjadi Ketua Klenteng sejak tahun 2012.

Ia menambahkan, jumlah pemeluk agama Khonghucu di DIY ada sekitar 500-an. “Tapi, sekarang ini banyak yang sudah berpindah agama. Meskipun agamanya tidak lagi Khonghucu, tetapi mereka masih menjaga tradisi perayaan Imlek,” tegasnya.

Data yang tercatat di Bappeda Provinsi DIY melalui aplikasi dataku, jumlah catatan sementara pemeluk agama Khonghucu di DIY tahun 2019 ada 269 orang. Jumlah ini meningkat dibanding jumlah tahun 2018 yang tercatat 262 orang. (iry)