73 Tanki, Jauh dari Mencukupi untuk Prambanan

73 Tanki, Jauh dari Mencukupi untuk Prambanan

KORANBERNAS.ID--Kekeringan yang melanda beberapa wilayah di Sleman sangat memprihatinkan. Terutama terjadi di Kecamatan Prambanan. Terdapat beberapa desa yang sangat memerlukan air, tapi belum mendapatkan droping secara memadai.

Sumaryatin S.Sos MA, anggota DPRD Sleman dari PKS Dapil 3 Sleman, sangat menghargai Pemerintah Kabupaten Sleman yang telah mendistribusikan 73 tanki air ke beberapa wilayah di Prambanan.

“Terlepas dari dari droping air yang telah dilakukan Pemkab, keperluan masyarakat terhadap air bersih masih sangat besar. Distribusi 73 tanki tersebut jauh dari mencukupi,” kata Sumaryatin kepada koranbernas.id, Minggu (22/9/2019).

Menurut Sumaryatin, Dusun Kikis Desa Sambirejo Prambanan misalnya, merupakan salah satu wilayah yang langganan kekeringan. Pemkab diminta serius membantu kebutuhan air bersih, di daerah yang terdampak kekeringan di Prambanan.

“Beberapa dusun yang belum mendapat droping diantaranya Desa Sambirejo. Daerah lainnya di Prambanan yang mengalami kekeringan ada di Pulerejo Desa Gayamharjo,” terangnya.

Sumaryatin memberikan gambaran, Desa Gayamharjo ada 1.659 KK. Misalnya satu kepala keluarga membutuhkan 150 liter air dalam sehari. Satu tanki yang berisi 5.000 liter air sehari hanya cukup untuk melayani 33 keluarga

Namun untuk dusun misalnya ada 300 kepala keluarga, semestinya per dusun per hari memerlukan 9 tanki. Sehingga droping air yang harus dilakukan sebanyak 9 tanki per hari

Untuk itu Sumaryatin mendesak Pemkab Sleman agar dapat memenuhi kebutuhan air bersih warga di saat kekeringan. Jangan sampai mereka membeli air bersih, karena itu akan menguras dana warga. Apalagi rata-rata daerah kekeringan itu rawan miskin.

“Perempuan dan anak-anak adalah kelompok yang paling rentan terdampak dari adanya bencana, termasuk kekeringan,” imbuhnya.

Untuk itu, jika ada masyarakat yang membutuhkan didorong segera melakukan koordinasi dan komunikasi dengan aparat desa dan aparat terkait.

“Ke depan Pemkab juga harus serius mencarikan solusi jangka panjang atas bencana kekeringan ini bagi warga Prambanan yang kerap terdampak kemarau panjang ,” tutur Sumaryatin.

Tetapi lanjutnya, jangka pendek BPBD harus memastikan bahwa kebutuhan air minimal warga, terutama bagi ibu-ibu dan anak-anak tercukupi secara baik. Sehingga tidak menimbulkan masalah berikutnya seperti penyakit dan lain-lain. (SM)