Gugus Bagong 2020, Bukti Keberhasilan PSBK Alih Wahana Berkesenian

 Gugus Bagong 2020, Bukti Keberhasilan PSBK Alih Wahana Berkesenian

KORANBERNAS.ID, BANTUL --  Pandemi mengubah semua lini kehidupan, tak terkecuali pelaku seni. Siasat dan penyesuaian konsep ideal serta idealisme harus melebur dengan satu-satunya media penyampai yang paling memungkinkan saat ini, yaitu daring. Pandemi tak bisa lepas mempengaruhi keberhasilan Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK) dalam eksplorasi dan eksperimentasi alih media seni dan alih wahana dalam berkesenian.

Seperti halnya Jagongan Wagen yang setiap bulan tak pernah absen dengan format baru di kanal YouTube,  Festival seni pertunjukkan Gugus Bagong 2020 pun segera dapat dinikmati oleh siapa saja secara daring dan gratis melalui situs gugusbagong.psbk.or.id dengan cara meregistrasikan diri pada situs tersebut.

Festival Gugus Bagong 2020 akan hadir pada tanggal 18 - 21 November 2020 dengan menghadirkan presentasi pertunjukan, diskusi, dan presentasi arsip. Festival seni pertunjukan dua tahunan ini bertujuan untuk menghadirkan ruang dialog seni, pergerakan Gugus Bagong merefleksikan perjalanan pemikiran dan transfer pengetahuan, sekaligus memproyeksikan masa depan seni pertunjukan.

Kurator Gugus Bagong, Shohifur Ridho'i mengatakan, "Transisi" ditempatkan sebagai kerangka tema kuratorial pada Gugus Bagong kail ini. Tema ini dapat diartikulasikan melalui ragam pengertian, macam-macam cara, keragaman ide, pandangan dan moda artistik pada karya-karya yang akan dihadirkan.

"Di dalam situasi pandemi ini kita jadi berpikir soal masa peralihan, masa transisi, masa perubahan, dan seterusnya," kata Ridho saat jumpa pers di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK), Selasa (17/11/2020).

Ia menambahkan, jika transisi yang terjadi sebelumnya, dalam konteks sejarah Indonesia misalnya, berlangsung di jalanan, di kota-kota besar, saat ini transisi berlangsung  di rumah masing-masing dalam kesepian dan keheningan.

"Dari situ kemudian kita tidak hanya ingin memaknai apa itu transisi tapi juga bagaimana melihat transisi sebagai suatu perspektif untuk melihat kenyataan kita," ucapnya.  

Menurutnya, Persalinan medium yang terjadi pada ranah seni pertunjukan saat ini turut merubah perspektif penonton dalam menikmatinya. Melalui mata kamera dan sinema sebagai perspektif tentu menjadi pertimbangan dalam cara baru menonton sebuah seni pertunjukan.

Dari persalinan ini, publik diharapkan dapat melihat transisi seni pertunjukan di level medium, praktik, dan diskursusnya. Gugus Bagong 2020 akan menghadirkan tiga program, di antaranya adalah Rubik: Presentasi Karya Pertunjukan dan Bincang Karya, Mozaik: Bincang Gugus (webinar), dan Pranala: Presentasi Visual Berbasis Arsip.

Presentasi Karya Pertunjukan di program Rubik akan menampilkan hasil dari proses inkubasi dalam penciptaan karya beberapa kelompok seniman yang dipilih melalui jalur penjaringan karya mandiri dan jalur kolaborasi seniman individu.

Setiap karya pertunjukan nantinya juga akan dihadirkan dengan sesi Bincang Karya bersama seniman, kurator, dan penanggap dari seni pertunjukan dan praktisi sinema.

Dihadirkan juga program Mozaik: Bincang Gugus yang akan memperbincangkan pengetahuan dan gambaran seputar arena di balik layar seni pertunjukan, mulai dari mengenal seluk beluk peran di balik kesuksesan sebuah karya pertunjukan sampai pengetahuan dan pengalaman narasumber tentang lanskap makro seni pertunjukan.

Selain program pertunjukan, Gugus Bagong juga turut menyajikan Presentasi Arsip Koleksi PSBK dalam program Pranala yang hadir pertama kali pada tahun ini untuk melengkapi pembacaan realita yang terjadi dalam tubuh pertunjukan sebagai sebuah peristiwa, melalui tatapan ruang apresiasi dan kritik.

Di dalamnya akan menampilkan beragam kliping koleksi perpustakaan PSBK, mulai dari hadirnya Pagelaran Gugus Bagong di tahun 80-an, karya-karya monumental Bagong Kussudiardja (BK), hingga pergerakan BK dalam lingkup sosial-politik-budaya di kota Yogyakarta.(*)