Nuansa Tingalan Jumenengan Sultan Mulai Terasa di Malioboro

Nuansa Tingalan Jumenengan Sultan Mulai Terasa di Malioboro

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA—Suasana tingalan jumenengan Dalem Sri Sultan HB X, mulai terasa di Kawasan Malioboro, Sabtu (7/3/2020). Payung-payung mini bercorak khas keraton bertuliskan “Mangayubagya 32 Tahun Sri Sultan Hamengku Buwono X Bertahta”, nampak menghias di di setiap warung milik PKL.

Ketua Paguyuban Pedagang Kaki Lima Yogyakarta (PPKL), Wawan Suhendra mengatakan, keberadaan payung-payung di setiap tempat berdagang PKL ini, merupakan bagian dari upaya PKL di Malioboro ikut mangayubagya tingalan jumenengan Sultan HB X.

“Kami memasang tidak kurang dari 150 payung yang khusus kami pesan dari perajin di Juwiring Klaten. Harapannya, bisa memeriahkan sekaligus membiwarakan kegiatan tingalan jumenengan,” kata Wawan, Sabtu (7/3/2020).

Selain memasang payung-payung di setiap lokasi pedagang berjualan, Wawan bersama pengurus dan anggota paguyuban PKL Malioboro dengan mengenakan busana adat Jawa lengkap, juga memanjatkan doa, dan melanjutkan program penanaman anggrek sebanyak 3 titik di sisi utara dan 2 titik di sisi selatan Malioboro.

Penanaman anggrek di pepohonan di Malioboro ini, telah dimulai beberapa waktu silam, sebagai salah satu upaya ikut mempercantik Malioboro yang menjadi ikon wisata ini.

“Angka 3 dan 2, menunjukkan juga peringatan ke 32 Jumenengan Dalem Sri Sultan HB X,” lanjut Wawan.

Gagasan untuk memasang payung penanda ini, katanya, lahir usai Wawan bersama sejumlah pengurus sowan ke keraton atas undangan Gusti Kanjeng Ratu Bendoro. Dalam pertemuan itu, paguyuban PKL sepakat untuk ikut memeriahkan dan mempromosikan rangkaian tingalan jumenengan Dalem Sri Sultan HB X.

“Kami mengusulkan kepada beliau beberapa program. Selain payung penanda ini, kami juga akan membuat 74 tumpeng pada tanggal 2 April nanti. Saat itu, selama sehari penuh, para pedagang juga akan mengenakan busana adat Jawa. Mengapa 74, karena tepat 2 April nanti, beliau berulang tahun yang ke-74. Kami juga berencana mau pisowanan ageng dengan ribuan anggota. Tapi khusus untuk rencana ini, belum mendapat restu dari Gusti Bendoro,” lanjutnya.

Presidium Paguyuban PKL Kawasan Malioboro, Sujarwo Putro mengatakan, kegiatan yang dilakukan PKL ini, merupakan bagian dari rasa syukur, sekaligus ungkapan terimakasih dan penghargaan mereka terhadap Sri Sultan HB X, yang selama ini memberikan pengayoman terhadap kawulo Ngayogyakarta termasuk para PKL.

Rangkaian kegiatan mangayubagyo ini, juga merupakan ungkapan doa dan harapan, agar Sultan selalu mendapat curahan kesehatan, keselamatan dan keberkahan dari Allah SWT.

“Payung penanda ini merupakan simbolisasi kepemimpinan beliau yang kami rasakan selama ini. Memberi perlindungan dan keteduhan kepada kami semua,” katanya.

Menurut Wawan, selain menjadi bagian dari rangkaian ikut memeriahkan tingalan jumenengan Dalem Sri Sultan HB X, kegiatan-kegiatan yang dlakukan PKL ini, juga menjadi bagian dan bukti keseriusan mereka untuk ikut berkontribusi menjaga Malioboro.

Selain dari aspek kebersihan, PKL juga berkomitmen untuk terus meningkatkan kenyamanan pengunjung dan mempercantik kawasan Malioboro sehingga semakin menjadi daya tarik bagi wisatawan.

“Kami ingin bisa menjadi semacam kosmetik bagi kawasan Malioboro yang juga menjadi sumber penghidupan kami selama ini. Artinya, bagaimanapun caranya, harapannya keberadaan kami bukanlah menjadi persoalan. Justru sebaliknya, keberadaan kami semakin mempercantik Malioboro dalam segala aspek,” pungkas Wawan. (SM)