Yayasan Mutiara Cendekia Nusantara Resmi Diluncurkan di Yogyakarta
Perbedaan politik sudah selesai, kini saatnya semua pihak bersatu membangun bangsa.
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Yayasan Mutiara Cendekia Nusantara resmi diluncurkan dalam sebuah acara yang diselenggarakan di Hotel UNY, Yogyakarta. Program tersebut ditujukan untuk membantu beberapa kelompok penerima manfaat, termasuk mahasiswa dari keluarga kurang mampu, mahasiswa yang berprestasi dalam bidang pencak silat, serta mahasiswa penyandang disabilitas.
Pada acara peluncuran, yayasan memberikan bantuan sosial berupa bahan makanan kepada 100 orang penyandang disabilitas dari masyarakat umum.
Edhy Prabowo selaku Dewan Pengawas Yayasan menegaskan perbedaan politik sudah selesai dan kini saatnya semua pihak bersatu untuk membangun bangsa.
Dia menceritakan pengalamannya ketika bertemu para relawan Papua yang ingin mendukung Prabowo Subianto dalam pemilu sebelumnya.
Tahun politik
"Saat itu, seseorang memberitahu saya bahwa ada teman-teman dari Papua yang memiliki ide membentuk relawan. Itu terjadi pada tahun politik," kata dia.
"Saya harus menceritakan ini juga, tidak apa-apa meskipun di antara kita hari ini ada perbedaan. Itu bukan masalah. Perbedaan sudah selesai, sekarang waktunya kita bersama-sama membangun negeri," tambahnya.
Edhy mengisahkan para relawan tersebut awalnya ingin menggunakan nama "Prabowo-Nusantara," tetapi dia menyarankan agar gerakan ini lebih inklusif. Maka, lahirlah nama Persatuan Rakyat Nusantara (Pranusa), yang kini bertransformasi menjadi Yayasan Pranusa Sejahtera.
Dalam acara ini, Edhy menegaskan komitmennya mendukung pendidikan dengan memberikan beasiswa kepada sepuluh mahasiswa setiap enam bulan.
Bidang teknik
Menurutnya, biaya pendidikan di bidang sosial berkisar antara Rp 60 juta hingga Rp 65 juta, sementara bidang teknik bisa mencapai Rp 90 juta.
"Saya tanya, satu paket beasiswa itu berapa? Untuk bidang sosial sekitar Rp 60-65 juta, sedangkan teknik sekitar Rp 90 juta. Oke, nanti kita carikan solusinya. Jangan khawatir, kalau ada niat baik, pasti ada jalan," katanya.
Selain pendidikan, Edhy juga menyinggung tentang pentingnya inovasi teknologi dalam membantu penyandang disabilitas.
Dia menyoroti kacamata berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dikembangkan untuk tunanetra. Kacamata ini mampu mendeteksi obyek di sekitar penggunanya dan memberikan deskripsi suara secara real-time.
Teknologi berkembang
"Ada kacamata khusus yang bisa digunakan oleh tunanetra. Kacamata ini dilengkapi teknologi AI. Ketika dipakai, kacamata tersebut bisa mendeteksi obyek di sekitarnya. Misalnya, di depan ada empat orang tiga laki-laki, satu perempuan," jelasnya.
Namun, menurutnya, teknologi terus berkembang dan kini ada kemungkinan AI bisa diintegrasikan langsung ke dalam ponsel, sehingga kacamata tidak lagi diperlukan.
"Sekarang, AI sudah bisa dimasukkan program handphone. Mungkin ke depannya, kita tidak lagi menggunakan kacamata, tetapi cukup dengan handphone," ungkapnya.
Pada sisi lain, Edhy juga menyoroti pentingnya fasilitas publik yang lebih ramah bagi penyandang disabilitas. Aksesibilitas di tempat umum, seperti di Yogyakarta, masih perlu ditingkatkan.
"Misalnya, di tempat-tempat umum di Jogja perlu disediakan lift atau eskalator agar lebih ramah bagi penyandang disabilitas," tegasnya.
Investasi peradaban
Wakil Rektor UNY Bidang Riset, Kerja Sama, Sistem Informasi, dan Usaha, Prof Dr Margana M Hum MA menegaskan bahwa pendidikan merupakan investasi bagi peradaban. Menurutnya, pemerintahan tidak hanya berfungsi untuk mencerdaskan intelektual tetapi juga membentuk kecerdasan secara menyeluruh.
"Sebagaimana yang disampaikan dalam konstitusi tahun 1945, terdapat empat kecerdasan yang harus diakomodasi. Yang pertama adalah kecerdasan intelektual, yang kedua adalah kecerdasan sosial, yang ketiga adalah kecerdasan masyarakat, dan yang keempat, yang tidak kalah penting, adalah kecerdasan spiritual," ujarnya.
Margana menambahkan UNY sebagai salah satu perguruan tinggi unggulan di Indonesia berkomitmen memberikan akses pendidikan yang lebih luas, termasuk bagi mahasiswa kurang mampu dan penyandang disabilitas.
Peluncuran Yayasan Mutiara Cendekia dan Pranusa Jaya Sejahtera ini diharapkan menjadi langkah konkret dalam mendukung pendidikan dan kesejahteraan sosial.
Dengan hadirnya yayasan ini, berbagai pihak optimis bahwa akses terhadap pendidikan dan fasilitas bagi penyandang disabilitas akan semakin meningkat di masa mendatang. (*)