Wayang Masuk Sekolah, Penanaman Nilai Seni dan Budaya Sejak Dini
KORANBERNAS.ID, SLEMAN--Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Sleman baru-baru ini menggelar pertunjukkan wayang kulit di SD Negeri Dukuh 2 Sleman. Wayang masuk sekolah merupakan program Kundha Kabudayan Sleman untuk terus mensosialisasikan nilai-nilai budaya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
Ketua Korwil Kapanewon Sleman, Ponimin menjelaskan, pertunjukkan wayang kulit sudah dilaksanakan Rabu, 22 November 2023 silam. Program ini dilaksanakan dengan melibatkan unsur-unsur pelaku seni, sekolah, Dinas Pendidikan Sleman dan Dinas Kebudayaan Sleman.
“Program wayang masuk sekolah memiliki tujuan yang meliputi mensosialisasikan nilai-nilai budaya dalam seni pertunjukan tradisional, melestarikan seni budaya tradisional, membentengi masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai lokal Indonesia dan regenerasi seniman,” kata Ponimin sebagaimana rilis yang dikirimkan ke koranbernas.id.
Ponimin mengatakan, bahwa program ini bagus dilaksanakan untuk mengajak siswa mencintai budaya, penerapan nilai budi pekerti dan unggah ungguh siswa yang semakin hari semakin luntur jika tidak diimbangi dengan penerapan baik kegiatan formal maupun informal.
“Semoga kegiatan serupa bisa dilaksanakan secara rutin. Setidaknya pihak sekolah bisa mempertontonkan wayang kulit untuk siswa melalui LCD/proyektor sebagai kegiatan lanjutan, sehingga anak-anak akan lebih mencintai buaya lokal,” katanya.
Sebagai pembuka dalam acara wayang masuk Sekolah yaitu menampilkan pertunjukan karawitan dari SD Negeri Dukuh 2 dengan menampilkan lagu Kidang Talun dan Suka Gembira, sekaligus sebagai menyambut tamu yang hadir. Dalam rangkaian acara dipertunjukkan pula 2 tarian dari siswa kelas 3 dan kelas 6 yaitu Tari Wulang Sunu dan Angguk Manis.
Kepala SD Negeri DUkuh 2 Sleman, Himawan Marutiarti menambahkan, kegiatan ini sangat penting untuk memberi ruang bagi anak mengenali seni dan budaya. Jika anak-anak telah mengenal, kemudian mencintai, maka akan melestarikan kebudayaan daerah yang adiluhung ini. Sehingga menjadikan benteng bagi budaya asing yang akan masuk ke Indonesia.
Memeriahkan acara, siswa-siswi kelas I sampai dengan kelas VI membawa kado silang seharga Rp 10 ribu sebagai rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan suasana yang lebih akrab dan harmonis diantara sesama siswa.
Pada saat Pagelaran Wayang kulit dengan dalang Ki Giyang Bayu Tetuko dengan Lakon Gathutkaca Winisudha ini, Anak-anak diberikan tugas untuk mengisi lembar refleksi pertunjukan. Mereka sangat antusias menyaksikan pertunjukan wayang ini, dibuktikan dengan kesan yang ditulis dalam lembar refleksi yang dikumpulkan. (*)