Waspadai Siklus Lima Tahunan DBD

Waspadai Siklus Lima Tahunan DBD

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Bupati Bantul, Drs H Suharsono, melepas tim pemantau Gerakan Serentak (Gertak) Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), Jumat (14/02/2020). Setelah melepas tim gabungan dari berbagai OPD yang disebar ke-17 kecamatan di rumah dinas Trirenggo, bupati juga melakukan pemeriksaan jentik nyamuk di Dusun Pasutan, Desa Trirenggo, Bantul.

Bupati mengatakan, Demam Berdarah Dengue (DBD) selama 2019 terjadi 1.300 lebih kasus. Itu tergolong tinggi, sehingga perlu upaya komprehensif untuk menekannya dan juga melakukan Gerakan Serentak (Gertak) Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) seperti yang dilakukan hari ini.

“Tentu perlu dukungan dari semua pihak untuk bisa menekan angka DBD di Bantul. Sebanyak apapun petugas, jika masyarakat tidak bergerak maka DBD tetap ada,” katanya.

"Tolong  bagi yang punya halaman luas agar disapu bersih. Jika ada tempat-tempat atau barang yang kemlumah, agar dicek. Jika ada air, dibuang karena bisa menjadi tempat berkembangnya nyamuk penyebab DBD,” lanjut Bupati.

Ia mengingatkan masyarakat untuk rajin menguras bak mandi, setidaknya seminggu sekali atau dua kali, termasuk menggosok dinding bak. “Yang licin itu digosok karena biasanya di situ tempat nyamuk berada,” katanya.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Bantul, Agus Budi Raharjo M.Kes, mengatakan kasus DBD di Kabupaten Bantul hingga hari ini tercatat 160 kasus. “Khusus untuk Dusun Pasutan yang didatangi bupati, dalam bulan ini sudah 6 orang dirawat di Puskesmas karena DBD,” kata Agus.

Diharapkan dengan Gertak PSN yang dikomandoi oleh bupati tersebut, semua pihak tergerak untuk bersama-sama memberantas nyamuk penyebab DBD. Agus meminta semua agar waspada, karena  tahun ini sesuai empirisnya adalah siklus 5 tahunan dimana angka DBBD biasanya terjadi outbreak (ledakan,red) DBD.

Untuk itu masyarakat harus selalu melakukan gerakan 3 M yakni Menimbun, Menutup dan Menguras tempat penampungan air. Termasuk bisa menjual sampah yang bernilai ekonomi ke bank sampah.

Selain itu Dinas Kesehatan juga menyediakan  abate gratis bagi masyarakat yang membutuhkan. “Kalau memang tempat air tidak mungkin dilakukan pengurasan atau pembersihan, bisa ditaburi abate dan ini gratis. Silahkan  bisa minta di Puskesmas,” katanya. (eru)