Walikota Yogyakarta Hasto Wardoyo Berbagi Resep Hidup Bahagia

Perempuan yang belum memasuki masa menopause pada usia 51 tahun memiliki tensi tinggi dan diabetes, berisiko mengalami kanker rongga rahim.

Walikota Yogyakarta Hasto Wardoyo Berbagi Resep Hidup Bahagia
Walikota Yogyakarta Hasto Wardoyo menjadi narasumber seminar “Kiat Bahagia Menjelang dan Setelah Menopause" di UPNVY.(yvesta putu ayu palupi/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Walikota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, selama ini dikenal sebagai seorang dokter kandungan yang berpengalaman. Dengan latar belakang pendidikan di bidang kesehatan, Hasto pun tak hanya mengurus berbagai persoalan Kota Yogyakarta namun juga ibu-ibu.

Dalam seminar kesehatan dalam rangka memperingati Hari Kartini Tahun 2025 bertajuk Kiat Bahagia Menjelang dan Setelah Menopause, Sabtu (26/4/2025), di Ruang Seminar Fakultas Teknologi Mineral dan Energi (FTME), Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, Hasto pun berbagi resep hidup sehat bagi ibu-ibu yang memasuki masa menopause.

"Menopause merupakan bagian dari siklus kehidupan perempuan yang terjadi rata-rata pada usia 51,5 tahun," ujarnya.

Hasto meyakinkan para perempuan bahwa menopause justru memiliki dampak positif bagi rahim. Sebab, perempuan yang belum memasuki masa menopause pada usia 51 tahun, memiliki tensi tinggi dan diabetes, justru berisiko mengalami kanker rongga rahim atau endometrium.

Kesehatan rahim

“Allah SWT dengan sunnatullah-Nya sudah menjaga keseimbangan rahim. Jadi, Insya Allah menopause tetap sehat, dan menopause itu justru bagian dari sunnatullah, yang mana justru kalau tidak menopause, perempuan punya risiko kesehatan rahim,” ungkapnya.

Dokter sub spesialis fertilitas-endokrinologi reproduksi tersebut  tidak menampik menopause memberikan dampak kepada perempuan, baik dari sisi psikologis seperti mudah emosi dan segi fisik seperti kekencangan kulit berkurang. Dari sisi fisik, lanjutnya, kondisi tersebut dipengaruhi oleh berkurangnya produksi hormon estrogen saat menopause.

Perempuan yang memasuki masa menopause dianjurkan tetap menjaga kesehatan terutama mengkonsumsi berbagai makanan yang mengandung estrogen (fitoestrogen), seperti kacang-kacangan. Pesan tersebut menjadi salah satu kiat agar tetap bahagia setelah menopause.

“Kalau sudah menopause, hati-hati menjaga kesehatan, cek asam urat, cek gula darah karena kalau sudah menopause penyakit mudah berdatangan. Tetapi, kalau rajin cek kesehatan dan bisa kontrol makanan, Insya Allah tetap sehat meskipun sudah menopause,” ujarnya.

Proses normal

Darosy Endah Hyoscyamina selaku Dosen Psikologi Universitas Diponegoro (Undip) mengungkapkan menopause merupakan proses psikologis normal yang akan dialami oleh setiap perempuan sehingga jangan dianggap sebagai momok.

Kiat bahagia yang paling utama agar tetap bahagia jelang dan setelah menopause yakni menghilangkan mitos tentang menopause seperti predikat cepat tua, hilangnya tanda-tanda kecantikan, merasa kehilangan daya tarik seksual, dan sebagainya.

“Semua itu mitos, sehingga jika kita ingin tetap bahagia saat memasuki menopause maka kita wajib menghilangkan mitos-mitos tersebut,” jelasnya.

Darosy menambahkan, selain kiat-kiat bahagia menjelang dan setelah menopause, dia juga menjelaskan terkait dengan tips parenting. "Keluarga yang baik merupakan kunci membangun negara dan bangsa yang sejahtera," ujarnya.

Menghadapi tantangan

Seminar Kiat Bahagia Menjelang dan Setelah Menopause juga diramaikan dengan Pemeriksaan Kesehatan Gratis dan Bazar UMKM. Turut hadir Ketua Dharma Wanita Persatuan UPN Veteran Yogyakarta serta seluruh anggota, pegawai di lingkungan UPN Veteran Yogyakarta, perwakilan universitas di Yogyakarta, dan mitra UPN Veteran Yogyakarta.

Rektor UPN Veteran Yogyakarta,  Mohamad Irhas Effendi, mengatakan tema seminar ini diharapkan dapat membantu para perempuan menghadapi tantangan menjelang dan setelah memasuki masa menopause.
Sebab, perempuan menghadapi tantangan cukup beragam menjelang menopause baik dari segi kesehatan, emosi, dan sosial, yang dapat mempengaruhi kondisi keluarga dan pekerjaan.

“Melalui seminar ini, kita berharap tidak hanya mendapatkan banyak pengetahuan menghadapi ibu-ibu menjelang dan setelah menopause, tetapi kita juga mampu mengantisipasi kondisi tersebut supaya tetap menjadi keluarga Bahagia,” ujarnya. (*)