HUT ke-102, RS Mata "Dr Yap" Gelar Operasi Mata Gratis
Masih banyak penderita gangguan penglihatan dan berisiko mengalami kebutaan tidak mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang memadai.
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Menjelang peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-102 tepatnya 29 Mei 2025, Rumah Sakit Mata "Dr Yap" Yogyakarta menggelar bakti sosial pemeriksaan dan operasi mata gratis.
Kegiatan bertema Eye Care Improvement: Transforming Health Care for Brighter Future kali ini berlangsung Minggu (27/4/2025), di rumah sakit tersebut Jalan Cik Di Tiro Yogyakarta.
Pasien yang dinyatakan lolos setelah dilakukan skrining ditindaklanjuti dengan operasi mata pada hari itu juga. Operasi dilaksanakan di Kamar Operasi RS Mata "Dr Yap" oleh dokter-dokter spesialis mata rumah sakit tersebut.
"Setelah operasi, pasien dijadwalkan kembali pada H+1 dan H+7 untuk kontrol," ungkap dr Erin Arsianti Sp M MSc MPH, Direktur Utama RS Mata "Dr Yap".
Pemeriksaan mata dengan peralatan canggih di RS Mata "Dr Yap", sebelum operasi. (istimewa)
Rangkaian acara diikuti dengan pemberian kenang-kenangan secara simbolis oleh Ketua Umum Yayasan Dr Yap Prawirohusodo, GBPH H Prabukusumo S Psi kepada peserta bakti sosial.
Setelah itu, acara dilanjutkan syawalan dan halal bi halal bersama Yayasan Dr Yap Prawirohusodo, staf medis, purnatugas karyawan (pensiunan) rumah sakit tersebut.
Dokter Erin menambahkan, kegiatan ini digalang dengan tujuan turut menekan angka kebutaan di Indonesia terutama kebutaan yang dapat dicegah.
Didampingi Ketua Panitia HUT ke-102 RS Mata "Dr Yap" Ratna Kustiawati SE, dia menjelaskan tahun ini pihaknya berhasil menghimpun sebanyak 129 peserta skrining atau pemeriksaan awal dari keluarga prasejahtera khususnya yang tidak memiliki BPJS maupun jaminan kesehatan lainnya serta menyertakan surat keterangan tidak mampu.
Ketua Umum Yayasan Dr Yap Prawirohusodo, GBPH H Prabukusumo, menyampaikan keterangan usai bakti sosial. (sholihul hadi/koranbernas.id)
Pemeriksaan awal, lanjut dokter Erin, dibagi dua hari yaitu pada Senin 21 April dan Kamis 24 April 2025 di Poli Rawat Jalan RS Mata "Dr Yap".
"Pasien yang berdasarkan hasil pemeriksaan membutuhkan tindakan operasi ditindaklanjuti dengan operasi sesuai diagnosisnya," jelasnya.
Pihak rumah sakit menyediakan 56 paket operasi mata gratis terdiri dari 41 operasi katarak, 5 operasi glaukoma dan 10 operasi pterygium.
GBPH H Prabukusumo memberikan apresiasi atas kegiatan tersebut. Pemeriksaan dan deteksi dini gangguan mata telah menjadi perhatian nasional melalui Kementerian Kesehatan RI.
Pelayanan kesehatan
Namun, kata Gusti Prabu, faktanya tidak semua orang memiliki akses dan kesempatan yang sama. Masih banyak penderita gangguan penglihatan dan berisiko mengalami kebutaan tidak mendapatkan akses ke pelayanan kesehatan yang memadai.
Berangkat dari kondisi tersebut, RS Mata "Dr Yap" berupaya hadir di tengah masyarakat sebagai fasilitas kesehatan yang dapat memberi layanan deteksi dini.
"RS Mata Dr Yap ingin menjangkau masyarakat yang benar-benar membutuhkan pelayanan kesehatan mata khususnya bagi mereka yang kurang mampu," ujarnya.
Hadir pula dalam kesempatan itu Direktur Keuangan, Sistem Informasi dan Umum, Haryadi SE Akt M Ak AAAIJ CRBD serta Direktur Pelayanan, Pendidikan dan SDM dr Anggun Desi Wulandari MPH.
Kebutaan
Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) dalam risetnya pada 2022 mencatat angka hilangnya penglihatan di Indonesia mencapai 8 juta kasus dengan kebutaan dialami oleh 272 masyarakat seantero negeri. 700 ribu orang mengalami kesulitan dalam melihat. Tercatat pula sebanyak 7,4 juta masyarakat Indonesia mengalami gangguan penglihatan ringan.
Merujuk data International Agency for the Prevention of Blindness (IAPB) selama 2010-2020 angka gangguan penglihatan di Indonesia terus naik. Dalam rentang waktu tersebut 500 ribu orang mengalami kebutaan.
Inilah pentingnya deteksi dini mata sebagai gerbang awal pengentasan masalah penglihatan. Dengan deteksi dini permasalahan mata akan diketahui segera sehingga dapat ditangani seawal mungkin.
Saat ini, katarak adalah penyebab kebutaan nomor satu di dunia termasuk di Indonesia. Katarak terjadi akibat perubahan lensa mata yang sebelumnya jernih dan tembus cahaya menjadi keruh. Cahaya terhalang masuk mencapai retina.
Nomor dua
Sedangkan glaukoma adalah penyebab kebutaan nomor dua di dunia setelah katarak, termasuk di Indonesia. Glaukoma merupakan kelompok penyakit saraf mata kronis dan progresif disebabkan peningkatan tekanan bola mata.
Adapun pterygium adalah pertumbuhan jaringan fibrovaskular yang berbentuk selaput tipis pada bagian putih mata atau konjungtiva. Penyakit ini banyak dijumpai di daerah tropis seperti Indonesia. (*)