Vherkudara Eyewear, Nilai Bijak di Balik Kacamata

Kisah Vherkudara bermula dari Faisal Budiman dan Dara Rahma Wahida yang memiliki usaha keluarga di Semarang.

Vherkudara Eyewear, Nilai Bijak di Balik Kacamata
Pembeli kacamata di Vherkudara's Spirit bisa menikmati gelaran pameran dari seniman muda yang sedang berpameran di gerai Vherkudara Eyewear. (muhammad zukhronnee muslim/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Di balik setiap kacamata Vherkudara Eyewear, terkandung nilai-nilai bijak yang menjunjung tinggi keberanian, kesetiaan dan semangat pantang menyerah.

Jenama kacamata asal Jogja yang terinspirasi dari tokoh Werkudara atau Bima dalam pewayangan ini menyuguhkan konsep yang segar dan berbeda dari kebanyakan merek optik lainnya.

Kisah Vherkudara bermula dari Faisal Budiman dan Dara Rahma Wahida yang memiliki usaha keluarga penjual produk optik di Semarang. Pasangan suami istri ini bermimpi memiliki jenama kacamata yang khas, mereka akhirnya memutuskan mengambil nama Werkudara yang merupakan salah satu tokoh Pandawa Lima.

Agar lebih catchy di kalangan anak muda, nama tersebut sedikit dimodifikasi menjadi Vherkudara. "Ada maksud agar lebih anak muda, namun tidak meninggalkan wayangnya. Kami mengambil sisi bagaimana bisa cair dengan anak-anak zaman sekarang," ujar Antino Restu, Bisnis and Product Development Vherkudara Eyewear, Selasa (21/5/2024).

Produk perdana yang diluncurkan adalah seri Bundher pada 2016. Saat itu, Vherkudara masih mencari identitas agar tak sekadar terlihat seperti optik konvensional pada umumnya.

Lebih matang

Ide membedakannya dengan merek lain pun muncul dari Faisal yang berpikir menggunakan model orang dewasa atau yang lebih matang, tidak seperti kebanyakan merek yang menggunakan model anak muda yang good looking.

"Karena sebagai manusia kita tidak bisa memilih untuk terlahir cantik, kita tidak terlahir good looking semua. Banyak yang mungkin wajahnya belum setampan atau secantik itu untuk bisa menggunakan produk tertentu. Jadi kami menggunakan model yang berbeda," jelasnya.

"Vherkudara memilih figur matang dan membawa pengaruh untuk orang lain. Di Jogja ini gudangnya, mereka memiliki sesuatu. Tapi mungkin tidak diketahui orang awam," tambahnya.

Dalam memilih model untuk produk mereka, Vherkudara mengedepankan tokoh atau seniman ternama antara seperti Richard, Heruwa, Heri Dono, Samuel Indratma, Pritt Timoti dan Suwarno Wisetrotomo. Mereka adalah figur yang telah memiliki karya monumental.

"Konsep ini berbeda dengan merek lain yang lebih memprioritaskan influencer dengan banyak pengikut di sosial media," lanjut lulusan Seni Murni Institut Seni Indonesia ini.

Kolaborasi

Selain kerap berkolaborasi dengan musisi dan seniman, Vherkudara juga pernah berkolaborasi dengan Custom Works Zon milik Yuichi Yoshizawa, builder motor kustom asal Jepang.

"Mereka ini nilainya lebih besar dampaknya daripada influencer. Kami lebih mempertimbangkan bagaimana orang itu mendedikasikan waktunya untuk berkarya, berpikir, menggagas dalam hidupnya," kata Antino.

Selain penjualan, Vherkudara juga kerap menggelar pameran di tokonya yang didesain layaknya galeri seni bernama Vherkudara's Spirit beralamat di Jalan Agro No 44A Sleman.

Di toko yang tidak seperti kebanyakan toko optik ini, Antino menyisakan ruang untuk berpameran dengan seniman-seniman muda yang memiliki identitas seperti halnya jenama Vherkudara. Gabungan antara produk dan karya seni ini telah dilakukan beberapa kali, di antaranya dengan seniman Utami Atasia Ishii yang berlangsung hingga Juli 2024.

Tahun lalu, Vherkudara Eyewear juga mengeluarkan produk kacamata khusus berseri Pherennial sebagai bentuk penghargaan untuk grup band rock legendaris God Bless.

Mencari inspirasi

Dari segi desain, tim kreatif Vherkudara tak lupa menengok ke masa lalu untuk mencari inspirasi dari tokoh-tokoh nasional pun internasional. Film hingga fesyen pada masanya yang dianggap tetap keren di zaman sekarang.

Antino melanjutkan, satu seri baru dapat memakan waktu 1-3 bulan untuk diriset, mulai dari desain hingga eksperimen pewarnaan. "Kami terinspirasi desain dan pilar sejarah yang mengikutinya, lalu dimasak lagi agar sesuai dengan zaman sekarang dan bisa diterima anak muda," lanjutnya.

Dalam gagang frame seri tertentu Antino dan Faisal menyematkan ornamen dari senjata tradisional nusantara yaitu Pamor Kenanga Ginubah. Ini merupakan salah satu jenis pamor pusaka langka. Dalam keris, pamor ini memiliki makna filosofi yang sangat mendalam dan terbilang termasuk keris dengan pamor yang sulit dibuat.

"Itu persis sama dengan yang ada di keris, saya zoom berulang kali agar mendapatkan detail saat membuatnya," kata Tino.

Melalui brand storytelling dan kekayaan konsep di baliknya, Vherkudara berhasil mengusung kacamata yang tak sekadar berfungsi melindungi mata, melainkan juga menjadi sarana untuk memperkuat identitas dan kepribadian penggunanya.

Semangat dan nilai-nilai Werkudara seperti kebijakan, keberanian, kesetiaan, dan pantang menyerah pun menghidupi setiap karya Vherkudara Eyewear yang istimewa. (*)