Vaksinasi Covid-19 Aktualisasi Bela Negara

Vaksinasi Covid-19 Aktualisasi Bela Negara

PANDEMI Covid-19 rupanya masih jauh dari kata selesai. Selain tetap menerapkan protokol kesehatan dengan 3M, maka kemudian negara hadir dengan program vaksinasi untuk melawan virus bengal yang tak kasat mata.

Orang pertama di Republik ini, yakni Presiden Jokowi telah divaksin Covid-19 yang bernama Sinovac, tanggal 13/1/2021 di Jakarta. Hal ini untuk memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada masyarakat, bahwa vaksin tersebut aman. Itulah kemudian dilanjutkan dengan vaksinasi massal mulai Kamis 14/1/2021.

Vaksinasi kepada para elit pemda dan forkopimda, harapannya tentu akan memberi efek positif bagi masyarakat, sehingga mereka yang terdaftar sebagai penerima vaksin mesti mengikuti proses vaksinasi dengan baik, sehingga bersedia dan siap divaksin.

Dengan kesediaan dan siapnya masyarakat untuk divaksin, sekurangnya akan menyelamatkan kesehatan diri, keluarga dan masyarakat. Praktik ini menjadi bagian bela negara kita hari ini, yang menyokong besar atas pencegahan dan atau penanggulangan pandemi Covid-19. Bela negara tak hanya penting pada masa revolusi, tapi juga masa pandemi seperti sekarang ini.

Kepada semua pemangku kepentingan, sudah saatnya kita cakap dan giat berkampanye menjadi kontingen kebaikan dalam segala penjuru aspek, termasuk mengajak, mengedukasi, memotivasi, memberi spirit dan harapan kepada masyarakat untuk menerima program vaksinasi. Menjamin vaksinasi itu sehat dan aman.

Bagi kaum milenial sebagai penguasa dunia virtual, tak kurang baiknya pula memanfaatkan media sosial untuk melakukan aksi bela negara dengan membuat dan memviralkan kontek dan konten protokol kesehatan, kampanye 3M, edukasi vaksin, dll. Karena melaluinya kita bisa melakukan transformasi sosio kultur sesungguhnya bahkan hingga level grassroots.

Masih dalam konstelasi bela negara saat ini, maka kemudian penting bagi kita untuk mengantisipasi beragam bantuan sosial, terutama terkait stimulan-stimulan Covid-19 dari kebocoran atau korupsi. Bela negara barangkali bisa luruh jika pengelolanya korupsi.

Demikian juga, ketika program vaksinasi digulirkan, semua pihak mesti menjaganya pada track yang benar, seperti penting kita waspada jangan sampai terjadi transaksi vaksin. Karena kita paham, kala kita dihantam pandemi Covid-19 semua remuk redam. Kesehatan, ekonomi, sosial budaya, lingkungan, pendidikan, dll, tertatih-tatih.

Pandemi saat ini membawa ingatan kita pada praktik bela negara dari sosok Kariadi (dokter, namanya kini diabadikan sebagai nama rumah sakit di Semarang, red), yang kemudian wafat di tangan tentara Jepang ketika hendak mengecek sumber air yang kabarnya ditaburi racun.

Pada konteks sekarang, dengan tak menyebar hoaks, tak menakut-nakuti, tak meremehkan masyarakat dalam vaksinasi ini pun menjadi bagian bela negara kita.

Bela negara menjadi hak dan kewajiban bangsa berdasarkan UUD 1945; bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Begitu juga, dalam sistem pertahanan semesta, seperti amanat yang terdapat dalam UU No 3 tahun 2002, bela negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara.

Mengubah Perilaku

Dapat dipahami, bela negara adalah hak kewajiban konstitusional, sesuai bidang masing-masing. Menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun menjadi upaya pencegahan penyebaran Covid-19 dan menjadi implementasi bela negara.

Bela negara dalam praktik lainnya juga dilakukan masyarakat untuk menyelamatkan warga yang melakukan karantina mandiri Covid-19. Mereka tanpa melihat latar belakang membantu warganya dengan mengirim makanan dan atau kebutuhan sehari-hari selama isolasi. Menaati jam kegiatan warga, seperti hajatan, warung makan, perbelanjaan maupun hiburan, maupun tetap melakukan protokol kesehatan, dll.

Apa yang dilakukan warga yang membagi masker, handsanitizer atau tenaga kesehatan yang merawat pasien Covid-19 adalah wujud nyata bela negara dalam framing lain.  Pada aras lain, peran tokoh masyarakat penting untuk tak lelah mengedukasi dan persuasi masyarakat agar menerima dan siap divaksin. Tugas kita semua adalah memastikan api semangat masyarakat terus menyala dan bisa menerima vaksin apa adanya.

Terpenting dari itu semua, bela negara hari ini adalah dengan mengubah perilaku masyarakat: dari apatis ke peduli Covid-19, semula egois menjadi gotong royong melawan pandemi. Dari abai berubah ke disiplin menerapkan 3M. Dari menolak dan emoh vaksin Covid-19 bergeser menjadi mau dan menerima serta siap divaksin Covid-19. **

Marjono

Kasubag Materi Naskah Pimpinan Pemprov Jateng