Upaya Melestarikan Budaya Lokal pada Era Globalisasi

Upaya Melestarikan Budaya Lokal pada Era Globalisasi

KEBUDAYAAN memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa peradaban manusia di bumi merupakan hasil dari kebudayaan. Tercatat bahwa negara Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki budaya lokal terkaya di dunia. Menurut Badan Pusat statistik (BPS), hasil sensus penduduk terakhir tahun 2010, diketahui bahwa Indonesia terdiri dari 1.128 suku bangsa dengan budaya yang berbeda-beda.

Menurut Koentjaraningrat (2015: 146) kebudayaan diartikan sebagai keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar. Bila dilihat dari bahasa Inggris kata kebudayaan berasal dari kata latincolera yang berarti mengolah atau mengerjakan, yang kemudian berkembang menjadi kata culture yang diartikan sebagai daya dan usaha manusia untuk mengubah alam. Banyak berbagai definisi mengenai kebudayaan. Namun terlepas dari itu semua, kebudayaan pada hakikatnya mempunyai jiwa yang akan terus hidup, karena kebudayaan terus mengalir pada diri manusia dalam kehidupannya. Kebudayaan akan terus tercipta, dari tempat ke tempat, dari individu ke individu dan dari masa ke masa. Pendapat Koentjaraningrat di atas menggambarkan, bahwa kebudayaan akan selalu mengalami perubahan-perubahan dari waktu ke waktu, sehingga masyarakat yang memiliki kebudayaan itu harus tetap mengenal, memelihara dan melestarikan kebudayaan yang dimiliki, agar setiap perubahan yang terjadi tidak menghilangkan karakter asli dari kebudayaan itu sendiri.

Kebudayaan Indonesia merupakan keseluruhan dari kebudayaan lokal yang ada di setiap daerah di Indonesia. Kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah “puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan yang semakin dimantapkan, sehingga ketunggal-ikaan juga semakin lebih dirasakan dari pada kebhinekaan. perwujudannya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, serta bahasa nasional. Kebudayaan Indonesia dari zaman ke zaman selalu mengalami perubahan. Perubahan ini terjadi karena faktor masyarakat yang memang menginginkan suatu perubahan kebudayaan, sehingga memicu terjadinya perubahan yang sangat pesat, dikarenakan masuknya unsur-unsur globalisasi dalam kebudayaan Indonesia. Unsur globalisasi masuk tidak terkendali dan merasuki kebudayaan nasional yang merupakan jelmaan dari kebudayaan lokal yang ada di setiap daerah dari Sabang sampai Merauke.

Era globalisasi dapat menimbulkan perubahan pola hidup masyarakat yang lebih modern. Akibatnya, masyarakat cenderung untuk memilih kebudayaan baru yang dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal. Salah satu faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan pada masa sekarang adalah kurangnya generasi penerus yang memiliki minat untuk belajar dan mewarisi kebudayaannya sendiri. Merujuk dari fakta yang terjadi, masyarakat Indonesia saat ini lebih memilih kebudayaan asing yang mereka anggap lebih menarik dan praktis. Hal ini menyebabkan lunturnya kebudayaan lokal, akibat dari kurangnya generasi penerus yang memiliki minat untuk belajar dan melestarikannya. Menurut Malinowski, budaya yang lebih tinggi dan aktif akan mempengaruhi budaya yang lebih rendah dan pasif melalui kontak budaya (Malinowski dalam Mulyana, 2005:21). Teori Malinowski ini sangat nampak dalam pergeseran nilai-nilai budaya kita yang condong ke Barat.

Dalam era globalisasi, informasi menjadi kekuatan yang sangat dahsyat dalam mempengaruhi pola pikir manusia. Budaya barat saat ini diidentikkan dengan modernitas (modernisasi) dan budaya timur diidentikkan dengan tradisional atau konvensional. Orang tidak hanya mengadopsi ilmu pengetahuan dan teknologi Barat sebagai bagian dari kebudayaan, tetapi juga meniru semua gaya orang Barat, sampai-sampai yang di Barat dianggap sebagai budaya yang tidak baik, tetapi setelah sampai di Timur diadopsi secara membabi buta. Seorang yang sudah lama menetap di Australia kemudian mudik ke Indonesia, ia tercengang melihat betapa cepatnya perubahan budaya di Indonesia. Ia saat itu bahkan merasa berada di Amerika. Ada beberapa saluran TV yang menayangkan banyak film Amerika yang penuh dengan adegan kekerasan dan seks. Selama beberapa minggu ia berada di tanah air, ia tidak melihat kesenian tradisional yang ditayangkan di TV swasta seperti yang pernah dilihatnya dahulu di TVRI. Ia kemudian sadar bahwa reog, angklung, calung, wayang golek, gamelan dan tarian tradisional tidak hanya nyaris tidak ditayangkan di TV, tetapi juga jarang sekali dipertontonkan langsung di tengah-tengah masyarakatnya

Di kota-kota besar sudah tumbuh pub-pub, night-club, diskotik dan karaoke yang sangat laris. Restoran-restoran yang menyediakan makanan ala China, dan Eropa pun sudah tersebar luas di kota besar. Ia tertegun, ”benarkah ini negeriku Indonesia”? Fenomena tersebut menunjukkan bahwa kebudayaan Indonesia yang halus dan tinggi akan nilai budayanya telah terkontaminasi oleh kebudayaan Barat yang sekuler seperti itu. Sudah sepantasnya, setiap lapisan masyarakat berkewajiban untuk mempertahankan kebudayaan yang dimiliki sejak dahulu dan mewariskan secara turun-temurun. Peran generasi muda sangat diharapkan untuk terus berusaha belajar dan dapat mewarisinya.

Berbagai cara dapat dilakukan dalam melestarikan budaya, namun yang paling penting yang harus pertama dimiliki adalah menumbuhkan kesadaran serta rasa memiliki akan budaya tersebut, sehingga dengan rasa memiliki serta mencintai budaya sendiri, orang akan termotivasi untuk mempelajarinya, sehingga budaya akan tetap ada karena pewaris kebudayaannya akan tetap terus ada. Ada berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan budaya lokal di antaranya (Yunus: 2014: 123): (1) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam memajukan budaya lokal; (2) Mendorong masyarakat untuk memaksimalkan potensi budaya lokal beserta pemberdayaan dan pelestariannya; (3) Berusaha menghidupkan kembali semangat toleransi, kekeluargaan, keramahtamahan dan solidaritas yang tinggi; (4) Selalu mempertahankan budaya Indonesia agar tidak punah. Mengusahakan agar masyarakat mampu mengelola keanekaragaman budaya lokal.

Kebudayaan Indonesia adalah kebudayaan yang hanya dimiliki oleh bangsa Indonesia. Setiap kebudayaan daerah mempunyai ciri khas masing–masing. Bangsa Indonesia juga mempunyai kebudayaan lokal yang sangat kaya dan beraneka ragam. Oleh sebab itu, sebagai generasi penerus, kita wajib menjaganya karena eksistensi dan ketahanan kebudayaan lokal berada pada generasi mudanya, dan jangan sampai kita terbuai apalagi terjerumus pada budaya asing, karena tidak semua budaya asing sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Bahkan banyak kebudayaan asing membawa dampak negatif. **

Adelia Iriana Putri

Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.