UGM Buka Kandang Ayam Umbaran Kapasitas 3.000, Pertama di Asia Tenggara

UGM Buka Kandang Ayam Umbaran Kapasitas 3.000, Pertama di Asia Tenggara
Peresmian International Training Center Cage-free Innovation and Welfare Hub milik UGM dan Global Food Partners di Widodomartani Sleman. (muhammad zukhronnee muslim/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Kesadaran masyarakat tentang asupan gizi seimbang semakin baik. Kebutuhan protein hewani pun tinggi. Industri peternakan harus bisa mengimbangi kebutuhan tersebut.

Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan Global Food Partners mengembangkan  konsep budi daya yang mengedepankan kesejahteraan hewan (animal welfare). Dalam praktiknya ayam dilepasliarkan di kandang umbaran (cage-free) dengan kapasitas 3.000 ekor.

"Ayam dapat mengekspresikan perilaku sehingga dapat menghasilkan telur berkualitas. Metode kandang terbuka (cage-free) seperti ini membuat ayam merasa tidak dikekang dan tidak mudah stres," ungkap Prof Budi Guntoro, Dekan Fakultas Peternakan UGM usai membuka International Training  Center Cage-free Innovation and Welfare Hub, Jumat (16/6/2023), di Kalurahan Widodomartani Sleman.

Menurut Budi, stres pada ayam akibat panas ataupun ruang gerak yang terbatas dapat menyebabkan peningkatan reaksi oksidatif dalam tubuh. Kondisi tersebut biasanya menyebabkan kesehatan ternak terganggu atau tidak normal. Akibatnya produksi telur akan terganggu.

Artinya, kesejahteraan ternak diutamakan. Berbeda dengan cara ternak ayam tradisional atau kandang baterai selamanya dia bertelur. Di kandang ini tidak pernah dibatasi sehingga ayam senang dengan dengan kondisinya. "Hasilnya nanti akan terbukti lebih baik," jelasnya.

CEO Global Food Partners Elissa Lane menyampaikan, pihaknya memberikan dukungan kepada dua sisi yaitu supply change dan buyer.

"Bagaimana untuk menerapkan praktik-praktik animal welfare yang baik juga menerapkan peternakan yang lebih berkelanjutan. Dari segi buyer juga kami memberikan support supaya mereka bisa mengambil contoh lokal dari Indonesia," lanjutnya.

International Training Center Cage-free Innovation and Welfare Hub ini merupakan pertama dan satu-satunya di Asia Tenggara, dalam waktu dekat pihaknya akan mengembangkan inovasi yang sama di China. Pihaknya pun terus men-support untuk perkembangan cage free di Indonesia.

"Baik produsen peternak hewan juga akademisi bisa menggunakan model ini untuk mempelajari praktisnya itu seperti apa dan juga industri makanan yang memang tertarik untuk memberi perhatian lebih dan berkelanjutan," kata dia.

Seperti diketahui, telur sebagai salah satu sumber penghasil protein yang populer di masyarakat bisa menghasilkan nutrisi seimbang, asalkan telur tersebut dalam kondisi yang baik yakni terbebas dari antibiotik dan kontaminasi bakteri.

Kandungan nutrisi dalam telur sejatinya dapat dihasilkan melalui manajemen pemeliharaan ayam dan pakan. Ayam dapat diibaratkan mesin dalam menghasilkan telur. Kondisi ayam menentukan kuantitas dan kualitas produk. (*)