TWC akan Banyak Melakukan Pengembangan Experience
KORANBERNAS.ID—PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (TWC) terus berbenah dan memperkaya experience bagi wisatawan. Selain atraksi, pelayanan dan atmosfer wisata terus dikembangkan, dengan memperhatikan kekuatan dari masing-masing destinasi.
Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT TWC Hetty Herawati mengatakan, komitmen utama TWC memberikan pengalaman baru dan servis lebih baik kepada pengunjung di kawasan Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko.
Pihaknya terus berbenah dengan membangun kawasan wisata “heritage dan culture” yang berkelanjutan.
“Kami mengedepankan ramah lingkungan, ramah disabilitas, pemberdayaan masyarakat dan promotor bagi kekayaaan budaya bangsa. Sehingga TWC dapat menjadi wadah bagi banyak orang dengan mengutamakan kemudahan, kenyamanan dan kegembiraan, bagi pengunjung,” kata Hetty, disela-sela “Business Gathering” di Panggung Tertutup Trimurti Kompleks Candi Prambanan, Senin (21/10/2019) sore. Acara ini sekaligus untuk memperkenalkan logo dan spirit baru dalam upaya menjaring lebih banyak wisatawan.
Kegiatan yang berlangsung indoor dan outdoor tersebut, dihadiri mitra TWC baik dari Kementerian, instansi pemerintah hingga asosiasi tour and travel serta pemangku kepentingan jasa pariwisata lainnya.
Logo yang diluncurkan meliputi logo TWC, logo unit Candi Ratu Boko, logo unit Candi Prambanan dan logo unit Candi Borobudur.
Hetty Herawati. (istimewa)
Direktur Utàma PT TWC Edy Setijono mengatakan bahwa kegiatan tersebut digelar untuk mempererat sinergi dan kerja sama berbagai pihak pelaku jasa pariwisata.
Sinergi dan kerjasama dari seluruh pemangku kepentingan, menjadi salah satu kunci dari keberhasilan pengelolaan pariwisata, termasuk TWC.
Edy mengatakan produk baru yang diluncurkan PT TWC diantaranya, Borobudur Breakfast, Prambanan Sunrise Peformance, Boko Piknik, Junior Archeologist, Borobudur Treasure Hunt, dan Wayang Ramayana. Untuk wayang menurut rencana sudah bisa dinikmati wisatawan akhir tahun ini.
Wayang tersebut, ditampilkan dengan teknik yang cukup unik. Memadukan pakeliran wayang kulit pada umumnya, dengan teknologi animasi. Sehingga pagelaran wayang terkesan lebih hidup.
“Pada era digital, turisme sudah menjadi gaya hidup. Pelaku pariwisata harus dapat memanfaatkan momentum dengan mempelajari perubahan dari customer dengan melakukan perubahan yang terus menerus, pembenahan diri yang berorientasi ke customer untuk layanan dan produk-produk turisme,” katanya.
Gathering kali ini dikemas dengan konsep modern dengan suguhan pertunjukan menggunakan visual effect.
“Ini sebagai salah satu simbol mengenai spirit baru PT TWC yang lebih hangat, dinamis dan berorientasi pada kebutuhan dan kemudahan pengunjung,” katanya.
Ia mengatakan, dengan strategi pemasaran yang bertemakan “Experience of the Existence”, terinspirasi warisan kearifan “Trihitakarana”.
Kearifan ini, berupa perpaduan antara konsep sosial, natural dan spiritual, yang disuguhkan di kawasan Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko. Konsep ini, akan terus disajikan dengan menampilkan kekuatan dari 3 destinasi ini. Borobudur, akan semakin didorong sebagai destinasi yang kuat di spiritual. Sedangkan Prambanan dan Ratu Boko, masing-masing akan diarakan untuk konsep wisata sosial dan natural.
“Konsep ini, mulai kita dorong tahun ini. Tapi secara keseluruhan, konsep akan selesai kita kembangkan kira-kira dalam 3 tahun ke depan,” kata Hetty. (SM)