Tugas Selesai, Tim SKAP DIY Main Balon Udara
KORANBERNAS.ID -- Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pusat memberikan apresiasi terhadap tim Survai Kinerja dan Akuntabilitas Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) atau SKAP DIY Tahun 2019.
Meski dimulainya agak belakangan dibanding daerah lain karena masalah administratif, namun pada Jumat (30/8/2019) hasilnya selesai 100 persen dan sudah masuk pusat.
Apresiasi tersebut tertuang di dalam surat yang dibacakan Plt Kepala Kantor Perwakilan BKKBN DIY, Rohdhiana Sumariati SSos MSc, pada evaluasi SKAP DIY, Sabtu (31/8/2019), di Yogyakarta. Apalagi ternyata hasilnya di atas rata-rata nasional.
"Ini merupakan hasil kerja keras dari tim yang terdiri enumerator, supervisor dan fasilitator yang penuh komitmen bekerja di lapangan," kata Rohdhiana.
Untuk itu dia beserta pelaksana SKAP DIY 2019, Ir Lidwina Daru, menyampaikan apresiasi.
Menurut Idris Ihwanuddin dari Pusat Studi Kependudukan dan Kawasan (PSKK) UGM selaku fasilitator, tim survai mendapatkan 38 kluster.
Tim yang bekerja selama sebulan memang menemukan kendala di lapangan. Di antaranya karena responden sakit, pulang kampung di luar Jawa dan lainnya.
“Beberapa di antaranya bisa terselesaikan 100 persen. Kalau ada yang kurang, persentasenya kecil,” ujarnya.
Empat responden harus diwawancara ulang karena mobilitasnya yang tinggi. Survai dilakukan di 10 titik mencakup empat kabupaten dan satu kota se-DIY.
Responden di perkotaan dengan tingkat pendidikan tinggi pun sebagian merupakan salah satu kendala tim survai untuk mendapatkan data.
Hasil SKAP dari seluruh provinsi se-Indonesia akan dievaluasi tim pusat. Tahun lalu tim SKAP DIY meraih peringkat pertama.
Numerator dan supervisor foto bersama Plt Kepala Kantor Perwakilan BKKBN DIY, para kabid sera fasilitator. (arie giyarto/koranbernas.id)
Menyenangkan
Pada acara tersebut dilakukan beberapa lomba permainan yang menyenangkan. Ini dimaksudkan Daru untuk menghilangkan ketegangan dan capek selama berada di lapangan.
Suasana jadi heboh ketika "bekas anak-anak" ini berlomba meniup balon. Yang berhasil, sambil berteriak-teriak berlari ke depan membawa balon yang sudah tertiup maksimal.
Kegirangan terlihat ketika mereka main bal bekel, memasukkan benang ke lubang jarum, memasukkan pulpen dalam gelas dengan posisi peserta berdiri tegak, pulpen digigit dan dijatuhkan ke dalam gelas di lantai.
Tak kalah lucunya ketika masing-masing tim terdiri tiga atau empat orang secara spontan diminta meneriakkan yel-yel. Bukan hadiahnya, tetapi suasana gembira yang terbangun dalam acara ini jadi tujuan utama.
Acara diakhiri dengan jenang sumsuman sesuai tradisi Jawa untuk menghapus kelelahan dan kecapekan. (sol)