Tradisi Wiwitan Mengawali Panen Padi di Dusun Karangmojo Bantul

Mengenakan busana tradisional Jawa, petani membawa ubarampe,  kemudian meletakkannya di atas rumpun padi.

Tradisi Wiwitan Mengawali Panen Padi di Dusun Karangmojo Bantul
Upacara tradisi wiwitan di lahan sawah Dusun Karangmojo Kalurahan Trirenggo Bantul, Minggu (19/1/2025). (istimewa)

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Tradisi wiwitan yang menandai dimulainya panen padi petani warga Dusun Karangmojo Kalurahan Trirenggo Bantul, Minggu (19/1/2025).

Acara itu dihadiri anggota DPRD DIY Arni Tyas Palupi, Forkompinkap Bantul, Lurah Trirenggo Ernawati Kusumaningsih, pengurus dan perwakilan kelompok tani "Linpat" Dusun Karangmojo.

Mengenakan busana tradisional Jawa, petani membawa ubarampe pisang, kembang dan nasi atau sega wiwit ke sawah kemudian meletakannya di atas rumpun padi.

Selanjutnya dilakukan doa, simbolis pemotongan  padi dan makan sega wiwit bersama-sama.

Sega wiwit merupakan bentuk sajian yang tidak biasa dijual di warung makan. Sega yang berarti nasi dan wiwit berarti permulaan. Artinya, sajian untuk mengawali tradisi yang sudah dijalankan turun temurun oleh masyarakat petani di Jawa.

Simbolis potong pada saat wiwitan di lahan sawah Dusun Karangmojo Trirenggo Bantul. (istimewa)

Sega wiwit terdiri dari nasi uduk, urap sayur, ayam panggang, telur rebus, ikan asin dan sambel gepeng atau sambal yang berasal dari kedelai atau kacang tholo.

Ada dua olahan wajib yang perlu diperhatikan karena inilah yang membedakan sega wiwit dengan nasi syukuran lainnya.

Pertama, ayam panggang yang diolah sangat sederhana dengan bumbu ala kadarnya terdiri garam, ketumbar dan bawang putih, lalu dibakar hingga ada sensasi gosong dan berasap.

Kedua, pengolahan sambal gepeng harus berasal dari bahan utama kacang kedelai atau kacang tholoSega wiwit disajikan di atas tampah yang biasanya digunakan untuk mengayak beras.

Selalu melimpah

Ketua kelompok Tani "Linpat", Mujiran, mengatatan tradisi  wiwitan merupakan tanda ucap syukur petani kepada Dewi Sri sang pelindung tanaman padi dengan harapan panenan padi selalu melimpah, tanaman tidak diganggu hama dan tanah selalu subur.

Upacara itu juga sebagai rasa syukur atas anugerah dari Sang Pencipta Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah bagi para petani.

“Tradisi ini kami lakukan ketika petani memasuki musim panen," katanya. Luas panen kelompok tersebut mencapai 22 hektar. (*)