Total 43 Orang, UAD Kembali Mengukuhkan Dua Guru Besar
Pendidikan era abad ke-21 dihadapkan berbagai tantangan yang beragam dan kompleks.
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali mengukuhkan dua guru besar di kampus setempat, Rabu (23/10/2024). Keduanya adalah Prof Trikinasih Handayani, guru besar di bidang Ilmu Pendidikan serta Prof Solikhah yang dikukuhkan menjadi guru besar bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat Sub Bidang Ilmu Epidemiologi dan Biostatistik.
Trikinasih yang juga Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Guru (PPG) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UAD menyampaikan pidato ilmiahnya tentang pendidikan di abad ke-21 yang menekankan pentingnya kemampuan high order thinking skill (HOTS).
“Untuk mewujudkan Indonesia Emas 2024, penting sekali membekali sumber daya manusia Indonesia dengan keterampilan life and career skills, learning and innovation skills dan Information, media, and technology skills,” jelasnya.
Menurutnya, salah satu pilar penting untuk membentuk masa depan suatu bangsa adalah pendidikan. Pendidikan era abad ke-21 dihadapkan berbagai tantangan yang beragam dan kompleks.
Merubah tatanan
Perkembangan globalisasi telah merubah tatanan pendidikan secara signifikan. Penting bagi dunia pendidikan mempersiapkan generasi masa depan agar dapat menghadapi tantangan.
Disebutkan, tantangan utama pendidikan era abad ke-21 salah satunya perlu adaptasi terhadap kemajuan teknologi. Perkembangan tersebut telah mengubah cara belajar, berinteraksi dan bekerja.
Teknologi tersebut harus mampu dimanfaatkan untuk memperkaya pengalaman belajar, keterampilan digital, dan membantu peserta didik menjadi warga digital yang bertanggung jawab.
"Selain teknologi, hal lain yang menjadi tantangan di era saat ini adalah globalisasi. Perkembangan era globalisasi mengakibatkan dunia semakin tidak ada batas sehingga peserta didik perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang budaya, keragaman dan kerja sama internasional," ungkapnya.
Penyintas kanker
Sedangkan Solikhah menyampaikan orasi ilmiah tentang pendekatan epidemiologi dan biostatistika untuk meningkatkan kualitas hidup penyintas kanker. Menurutnya pertumbuhan angka penyintas kanker meningkat setiap tahunnya, termasuk di Indonesia.
“Salah satu masalah terbesar yang dihadapi saat ini adalah akses terapi lanjutan yang belum komprehensif dan memadai,” ungkapnya.
Salah satu terobosan terbarukan dalam upaya preventif dan promotif di bidang kesehatan masyarakat, khususnya dalam epidemiologi dan biostatistik, adalah penggunaan big data dan kecerdasan buatan (AI) untuk analisis data kesehatan populasi secara lebih mendalam dan real-time.
Melalui penggunaan teknologi ini, ahli kesehatan masyarakat dapat mengidentifikasi pola dan tren penyakit dengan lebih akurat, memperkirakan risiko penyebaran penyakit, serta mengembangkan model prediktif yang dapat membantu pembuatan kebijakan kesehatan yang lebih tepat sasaran.
Lebih cepat
Contoh, penggunaan machine learning dalam biostatistik memungkinkan analisis yang lebih cepat terhadap jumlah besar data kesehatan untuk memprediksi kemungkinan wabah atau penyakit tertentu pada populasi tertentu.
"Dengan alat ini, promosi kesehatan dan intervensi preventif dapat diatur lebih awal dan lebih efektif berdasarkan bukti yang diperoleh dari analisis data secara terus menerus. Selain itu, pendekatan precision public health, yang menggabungkan data genetik, lingkungan dan perilaku dengan data epidemiologi, semestinya menjadi salah satu tren baru dalam upaya preventif," kata dia.
Rektor UAD, Muchlas MT, menyatakan bertambahnya jumlah guru besar UAD kali ini menambah daftar panjang mereka. Saat ini total guru besar di UAD sebanyak 43 orang.
“Kami berharap para guru besar UAD menjaga marwah keilmuan akademik dan Persyarikatan Muhammadiyah, terus menghasilkan karya spektakuler, dan dapat menjadi panutan atau rujukan bagi teman-teman di program studinya masing-masing," harapnya. (*)