Tolak Toko Modern, Borokulon Kembangkan UMKM

Tolak Toko Modern, Borokulon Kembangkan UMKM

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO--Keberadaan wilayah kelurahan Borokulon yang terletak di Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo sangatlah strategis. Saat ini kelurahan Borokulon sebagai kelurahan penyangga kekuatan ekonomi baru di Purworejo.

Kelurahan tersebut dilintasi jalan protokol ringroad. Bahkan terdapat bangunan megah yang di gunakan sebagai gudang perusahaan besar, Akademi Kebidanan Purworejo, dan  Rumah Sakit RAA Tjokronegoro sertagedung pembinaan Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Apalagi berdirinya Rumah Sakit RAA Tjokronegoro digadang-gadang sebagai rumah sakit distinasi wisata kesehatan yang berlokasi di kelurahan tersebut. Sehingga membuat para investor mendekat untuk mengembangkan usaha. Beberapa kali investor toko modern berusaha bernego untuk pendirian toko di Kelurahan Borokulon.

Namun berdasarkan kesepakatan warga tidak mengijinkan pendirian toko modern. Warga lebih memilih mengembangkan UMKM di kawasan tersebut.

"Atas permintaan warga, saya menolak pendirian toko modern di wilayah kelurahan Borokulon," jelas Muh Khabib Lurah Borokulon, kemarin.

Hal tersebut dilakukan untuk kesejahteraan warganya. Apalagi produk UMKM warga mereka bisa ikut dipasarkan di YIA.

"Semoga hal tersebut bisa diikuti oleh anggota UMKM Manunggal Borokulon lainnya. Saya pingin seperti Kabupaten Kulon Progo," terang Khabib.

Karenanya kelurahan tersebut akan mendirikan showroom UMKM. Pelaku UMKM diajak kumpul untuk pertemuan guna memperbaiki produk dan kemasan.

"Sekarang masih embrio, kita kuati dulu.Kedepan pertemuan bisa dirutinkan agar bisa menyiapkan pemasaran dan pameran produk UMKM agar lebih di kenal. Dan, dengan pertemuan tentu ada tambahan wawasan," papar Khabib.

Menurut dia, pertemuan antarwarga dilakukan guna menguatkan struktur kepenguruaan sekaligus memotivasi anggota untuk memperhatikan persiapan dan kematangan untuk setiap produknya. Sebab seringkali dirinya di datangi pihak perbankan, memberikan penawaran pinjaman modal.

"Saya tidak mau menerima pinjaman modal dari perbankan, karena UMKM Purworejo sudah dibawah pembinaan Dinas Koperasi, UMKM dan Perindustrian ( Dinkumkmp) Purworejo yang berhubungan dengan Kementerian Koperasi. Untuk urusan modal UMKM biar menjadi urusan Dinkumkmp," tandasnya.

Sementara Ketua UMKM Kecamatan Banyuurip, Sumarmi setiap produk UMKM harus memperhatikan kemasan dan label.

"Agar produk UMKM binaannya bisa tembus di pasar modern," tambah warga Borokulon tersebut.

Menurutnya, kue kacang miliknya sudah berhasil ikut akurasi YIA. Total ada 85 produk UMKM Purworejo yang siap dipasarkan dibandara YIA.

Salah satu pelaku UMKM Manunggal, Indri yang bergelut dibidang busana mengatakan biasanya membuat pakaian muslim. Namun karena pandemi, sekarang dia membuat aneka masker.

"Alhamdulilah pesanan terus mengalir, untuk masker lurik di bandrol dengan harga Rp 15 ribu sedang yang bermotif renda dan payet di bandrol dengan harga Rp 25 ribu per unit," papar Indri.(*)