Tol Solo=Yogyakarta Berdampak pada 38 Hektar Lahan Pertanian

Tol Solo=Yogyakarta Berdampak pada 38 Hektar Lahan Pertanian

KORANBERNAS.ID, SLEMAN--Proyek pembangunan jalan tol Yogyakarta-Solo, saat ini sudah pasti dan tidak akan berubah. Sosialisasi terus dilakukan terhadap warga, yang akan dilalui jalan tol.

Proyek pembangunan tol sepanjang 22 km tersebut, dipastikan hanya sedikit berdampak pada lahan pertanian warga.

Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Sleman, Heru Saptono mengatakan, dampak pada lahan pertanian pun hanya sedikit.

“Hanya sekitar 38 hektar lahan pertanian, yang kena jalur tol. Secara umum itu tidak mengganggu produktivitas pangan,” kata Heru di Balai Penyuluh Pertanian, Pangan, dan Perikanan (BP4) Pakem, Selasa (17/12/2019).

Heru menjelaskan, sedikitnya dampak pada lahan pertanian, lantaran konstruksi jalur tol yang dibuat elevated alias melayang. Struktur ini, mampu meminimalisir dampak pada lahan milik warga.

Selain itu, pihak DP3 Sleman juga sudah mengeluarkan perda yang mengatur bahwa lahan pertanian seluas 18.434 hektar, sebagai lahan pangan berkelanjutan. Artinya, lahan tersebut tidak boleh dialihfungsikan dalam bentuk apa pun. Peruntukannya murni sebagai penopang kebutuhan pangan di Sleman.

“Lahan tersebut dibagi dua kategori. Zona inti seluas 17 ribu hektar dan sisanya sebagai zona cadangan,” jelas Heru.

Jalan tol Yogyakarta-Solo, kata Heru, akan melintasi 14 desa. Yakni kecamatan Kalasan, Prambanan, Depok, Ngaglik, Mlati, dan Gamping. (SM)