The RAH Gallery London Pamerkan Belasan Seniman Muda Jogja

The RAH Gallery London Pamerkan Belasan Seniman Muda Jogja
Karya-karya belasan seniman yang dipamerkan di The Lobby Yogyakarta Marriot Hotel yang diinisiasi oleh The RAH Gallery, London. (muhammad zukhronnee ms/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA--The RAH Gallery, sebuah galeri seni yang berbasis di London menghelat pameran seni rupa bertajuk Marriot Art Exhibition (MARX) di Yogyakarta Marriot Hotel. Sebanyak 15 perupa asal Yogyakarta dan Jawa Tengah terlibat dalam pameran yang diselenggarakan selama 7 hari sejak 18 April 2023.

Para seniman muda yang terlibat adalah Aditya Satya Dharma, Burhanuddin Reihan Afnan, Dani Harianto, Didi Alfarizi, Eric Pradana, Kimoz, Lugas Syllabus, Raffael Arlief, Rizky Pangestu, Rumondang, Sidik Ardiansyah, Ucil Prasetyo, Umi Luthfiyyah, Uukwuzhere, Triana Nurmaria dan Woreum.

Beragam karya dengan aliran variatif mewarnai The Lobby Marriot Hotel Yogyakarta. Pameran ini adalah perhelatan pertama bagi Yogyakarta Marriot Hotel. “Ke depan kami berpikir untuk menyelenggarakan perhelatan serupa,” kata Mey Nurnaningsih, General Manager.Yogyakarta Marriott Hotel.

Bukan tanpa alasan, menurutnya seniman muda di Yogyakarta memiliki karya-karya yang layak untuk ditampilkan.

“Kami pun menyambut baik kolaborasi ini agar karya-karya seniman di Yogyakarta dapat dikenal lebih luas oleh masyarakat. Dari pameran kolaborasi non-profit ini, seluruh karya yang terjual, hasilnya akan diterima utuh oleh para seniman,” imbuhnya.

Rahul Shamshad, kurator The RAH Gallery memilih Yogyakarta karena memiliki potensi seniman yang luar biasa. Baik dari usia muda hingga seniman ternama, Yogyakarta juga merupakan tempat yang berbaurnya kedua golongan usia seniman-seniman tersebut.

“Selain itu Yogyakarta merupakan tempat menemukan seniman-seniman termasuk yang berasal dari kota-kota lain di Indonesia,” paparnya saat ditemui usai pembukaan MARX Selasa (18/4/2023) di Marriot Hotel Yogyakarta.

“Dari belasan seniman yang terlibat, saya menemukan berbagai aliran, sebagian figuratif sebagian lain abstrak dan sebagian lainnya bergaya kontemporer. Beberapa seniman senior juga memberikan dukungan terhadap pameran ini,” lanjutnya.

Rahul melanjutkan, tidak dipungkiri hantaman pandemi Covid-19 memberikan kontribusi bagi perupa dunia. Di Indonesia pun demikian, seniman-seniman ini berkutat di studio karena berbagai pembatasan. Namun, lanjut Rahul, perilaku ini justru memunculkan banyak ide-ide baru dalam berkesenian.

“Saya menemukan banyak hal-hal kreatif paska Covid-19 karena menurut saya Covid-19 telah memberi pelajaran kepada banyak seniman untuk berkembang,” kata dia.

Aditya Satya Dharma salah satu seniman muda yang terlibat menambahkan, dirinya memamerkan satu karya lukis bertajuk “Kulumat tanpa Sengaja”, dengan media kanvas berukuran 100 x 90 cm serta menggunakan cat akrilik dan plastik.

“Dalam karya ini saya merespon soal sampah-sampah plastik. Karya ini bercerita tentang persoalan mikro plastik, soalnya kan persoalan mikro plastik ini terkontaminasi sama apa yang kita makan seperti hewan dan tumbuhan,” kata dia.

“Itu memang dalam waktu dekat tidak ada efek apa-apa dalam tubuh, tapi jangka panjangnya kita nggak tahu kan ada efek apa. Ya seperti bom waktu lah,” imbuhnya.

Sementara seniman lainnya yang ambil bagian dalam pameran ini, Eric Pradana, menjelaskan pihaknya juga diajak secara personal oleh The Rah Gallery London untuk turut berpartisipasi dalam pameran ini.

Eric memamerkan 2 karya lukis dalam pameran ini, dengan mengusung tema besar soal kemanusiaan.

“Persoalan manusia terkait hal-hal yang sifatnya pencarian jati diri, atau eksistensi manusia itu sendiri, ya hal-hal itu yang saya ambil untuk membuat karya,” tandasnya. (*)