The Forum Jadi Titik Balik Revolusi Industri Asuransi Indonesia

Data nasabah adalah aset paling berharga. Keamanan siber bukan lagi opsi, tapi keharusan.

The Forum Jadi Titik Balik Revolusi Industri Asuransi Indonesia
The Forum industri asuransi Indonesia di Royal Ambarrukmo Yogyakarta. (muhammad zukhronnee muslim/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Revolusi digital dan standar keuangan global akan menjadi sorotan utama dalam gelaran perdana Indonesia Insurance Professional Forum-AAMAI (The Forum), 10-12 Juli 2024.

Acara yang diselenggarakan di Royal Ambarrukmo Yogyakarta ini diyakini menjadi titik balik mengubah lanskap industri asuransi nasional.

"Challenges and Embrace Emerging Opportunity in Insurance Industry menjadi tema sentral The Forum, menandai era baru kolaborasi dan inovasi di sektor asuransi Indonesia.

Kota Pelajar menjadi saksi sejarah baru industri asuransi Indonesia dengan digelarnya The Forum, sebuah pertemuan pioner yang bertujuan merevolusi lanskap asuransi nasional. 

Acara yang direncanakan menjadi agenda tahunan ini menandai era baru kolaborasi dan inovasi di tengah tantangan transformasi digital dan risiko global yang semakin kompleks.

Perubahan teknologi

Ogi Prastomiyono selaku Anggota Dewan Komisioner OJK menegaskan urgensi adaptasi industri terhadap perubahan teknologi. "Kita berada di ambang revolusi digital. AI, blockchain dan big data analytics bukan lagi masa depan, tapi realita yang harus kita hadapi sekarang," ujarnya di sela acara, Kamis (11/7/2024).

Di balik peluang transformasi digital, menurut dia, ancaman keamanan siber menjadi perhatian utama. "Data nasabah adalah aset paling berharga. Keamanan siber bukan lagi opsi, tapi keharusan," tegasnya.

The Forum juga menyoroti implementasi IFRS 17 sebagai game-changer dalam pelaporan keuangan asuransi. Standar ini diprediksi akan meningkatkan transparansi dan daya saing global perusahaan asuransi Indonesia.

Sementara itu, asuransi kredit muncul sebagai peluang bisnis yang menjanjikan di tengah kompleksitas risiko ekonomi. "Asuransi kredit bisa menjadi katalis pertumbuhan, tapi kita harus bijak dalam mengelola risikonya," kata dia.

Langkah revolusioner lainnya adalah rencana pendirian Lembaga Penjamin Polis (LPP). "LPP akan menjadi game-changer dalam meningkatkan kepercayaan konsumen. Ini adalah langkah besar menuju industri asuransi yang lebih kuat dan terpercaya," jelasnya.

Mengubah wajah

The Forum juga membuka jalan bagi kolaborasi lintas sektor antara industri asuransi, teknologi dan regulasi. Sinergi ini diharapkan dapat menciptakan inovasi yang akan mengubah wajah industri asuransi Indonesia.

Pemilihan Yogyakarta sebagai tuan rumah bukan tanpa makna. "Yogyakarta mewakili perpaduan sempurna antara tradisi dan modernitas. Ini adalah simbol bahwa industri asuransi Indonesia siap melangkah ke masa depan tanpa melupakan akar budayanya," ungkapnya.

Diskusi juga menyentuh isu krusial tentang persiapan menghadapi risiko masa depan, termasuk dampak perubahan iklim dan potensi pandemi. "Industri asuransi harus menjadi garda terdepan dalam mitigasi risiko-risiko baru ini," tegasnya.

Akhirnya, The Forum menekankan peran vital industri asuransi dalam pembangunan ekonomi nasional. Asuransi bukan hanya tentang perlindungan, tapi juga tentang mendorong pertumbuhan ekonomi.  "Kita memiliki tanggung jawab besar dalam membangun Indonesia yang lebih tangguh," ujarnya.

Dengan berakhirnya The Forum, industri asuransi Indonesia kini berdiri di ambang era baru. Tantangan besar menanti, namun dengan semangat inovasi dan kolaborasi yang ditunjukkan dalam pertemuan ini, masa depan industri asuransi Indonesia terlihat lebih cerah dan penuh harapan. (*)