Tanaman Dataran Tinggi Bisa Tumbuh Subur di Bantul
KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Bupati Bantul H Abdul Halim Muslih meresmikan Dewani Agrofood di Dusun Masahan, Kalurahan Trirenggo, Kapanewon Bantul, Kamis (1/7/2021) sore. Lokasi ini berada di selatan dari Kompleks Pemda II Manding. Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pemotongan pita, serta memanen hasil kebun.
“Saya berharap keberadaan Dewani Agrofood bisa menjadi tempat untuk memberikan edukasi serta wawasan mengenai agro teknologi dan agro industri yang saat ini dikembangkan,” kata Bupati.
Sektor pertanian di Kabupaten Bantul, lanjut Bupati, menyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) nomor 2 setelah sektor industri. Maka, pertanian di Bantul harus terus didorong untuk berinovasi dan dikembangkan sehingga memberikan hasil yang lebih bagi kesejahteraan masyarakat.
“Di sini kita melihat pertanian yang dilakukan sudah dikerjakan dengan tekonologi dan inovasi. Ini tentu bisa menjadi contoh dan tempat untuk belajar bagi mereka yang ingin menekuni dan mengembangkan sektor pertanian. Dengan menerapkan teknologi, tentu hasilnya beda dengan cara lama yang tidak menggunakan inovasi,” katanya.
Kabupaten Bantul sendiri sekarang memiliki 15.000 hektar lahan pertanian. Jika dikelola dengan tepat dan teknologi pendukung tentu hasilnya akan mendukung ketahanan pangan di tanah air. Mengingat dengan metode tanam yang konvensional, Bantul pun sudah mampu memproduksi hasil panen yang mencukupi dan melimpah, apalagi jika didukung penerapan teknologi dan inovasi.
Pemilik Dewani Agrofood, Dyah Heningtyas Noviani SH mengatakan, luas lahan yang dikembangkan 1,4 hektar dan ditanami serta dikelola sejak Februari silam. Setelah diresmikan, tempat ini buka mulai pukul 07.00 WIB hingga 17.00 WIB dengan restribusi tiket Rp 5.000. Pengunjung bisa berselfie ria dengan aneka tanaman buah dan sayur yang tengah berbuah, dan menanyakan banyak hal seputar pertanian.
“Saya membuka Dewani Agrofood adalah untuk membantu pemerintah dalam program ketahanan pangan. Kita menyebut ini kebun inspirasi, jadi ketika mereka habis datang ke tempat ini, akan muncul inspirasi untuk memanfaatkan lahan yang mereka miliki. Jadi bukan hanya tanaman ‘janda bolong’, atau aglonema yang bagus ditanam,tapi sayuran juga bagus ketika ditanam dan ditata sedemikian rupa,” urai Novi.
Begitupun untuk pejabat atau mereka yang purna tugas, bisa belajar bertanam atau berkembun di tempat ini. Bagi anak muda, kebun bisa untuk mendukung program pemerintah yakni petani milenial 4.0, mereka siap menjalin kerja sama dalam hal pelatihan.
Berkebun ataupun bertani, lanjut Novi, juga bisa untuk terapi okupasi yakni teori dan paktek bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Di Dewani Agroofood mereka diajari bertanam selada secara hydroponik. Harapanya ketika mereka mampu berkebun sendiri, kelak akan mampu mandiri dan tidak bergantung kepada orang tua atau pihak lain untuk menghidupi dirinya.
“Di sini kita juga memberi pemahaman kepada masyarakat agar menanam yang ada nilai lebih. Contohnya kita tanam beras merah, dengan waktu tanam yang sama maka menghasilkan nilai yang lebih tinggi. Jadi ayo masyarakat kita kelola lahan kita,” katanya. Bahkan untuk tanaman yang biasanya tumbuh di dataran tinggi bisa dikembangkan dengan inovasi pertanian seperti kobis, wortel dan selada bisa subur di tempat ini. Juga akan dikembangkan pula tanaman porak dan lidah buaya selain aneka tanaman sayur dan buah yang sudah ada. Misalnya pare pait, pare ular, timun suri, semangka dan beragam tanaman lain. (*)