Tak Tinggalkan Pendengar Setianya, RRI Garap Kalangan Milenial

Tak Tinggalkan Pendengar Setianya, RRI Garap Kalangan Milenial

YOGYAKARTA – Direktur Utama (Dirut) Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP) RRI, M Rohanuddin, menyatakan pihaknya saat ini fokus menggarap pendengar radio dari kalangan milenial. Namun demikian, radio milik pemerintah ini tidak akan begitu saja meninggalnya pendengar terestrial yaitu mereka yang sudah sekian lama setia mendengarkan siaran melalui frekuensi satelit.

“Sekarang RRI ini mampu terbang jauh mengikuti perkembangan teknologi digital. Memang ini cita-cita kami ke depan sejak lima tahun lalu ketika saya menjadi Direktur Teknologi dan Media Baru,” ujarnya kepada wartawan, Sabtu (15/2/2020) di Sekolah Tinggi  Multi Media MMTC Yogyakarta.

Sejak dua tahun silam RRI sudah mengarah ke multiplatform. Ke depan, lanjut dia, RRI tidak bisa hanya bermain di radio saja melainkan harus mengikuti perkembangan teknologi digital. Apalagi sekarang ini kalangan milenial mendengarkan radio di smartphone. Seiring makin kuatnya sinyal telepon seluar di daerah-deaerah, orang-orang yang tinggal di pedesaan pun saat ini mendengarkan radio lewat gadget.

Berdasarkan hasil survei Indo Survey & Strategy, dari total 75 juta pendengar radio (terestrial) di Indonesia lebih dari separonya atau 45 juta merupakan pendengar RRI. “Itu survei terestrial tetapi survei digital juga lebih akurat karena langsung dapat kita lihat di google maupun Alexa. Benar-benar menakjubkan,” ungkapnya.

Rohanuddin menambahkan, tiga tahun silam Alexa menempatkan RRI pada rangking 9.000. Di luar dugaan, sekarang ini RRI berada di urutan 900. Ini merupakan perkembangan yang sangat bagus.

“Kenapa? Karena RRI bekerja dalam konteks digitalisasi. Kami memiliki RRI Play Go, sebuah aplikasi yang di dalamnya berisi RRI 30 Detik dan streaming dari 190 stasiun RRI di Indonesia. Saya tidak menyangka RRI Play Go sangat menakjubkan rangking kunjungannya untuk menikmati siaran digital. Sekitar dua tahun lalu kami juga membangun RRI Net TV, televisinya RRI,” kata dia.

RRI Net TV bukan hanya dibisa dinikmati di smartphone lewat RRI Play Go tetapi juga bisa melalui dua agregator yaitu Usee TV milik PT Telkom Indonesia yang punya pelanggan hampir 10 juta maupun ninmedia atau layanan televisi satelit yang punya pelanggan terestrial lebih dari 20 juta.

Dari hasil survei Nielsen tahun 2017/2018, RRI menempati rangking pertama dalam konteks pengumpulan pendengar di seluruh Indonesia. Inilah yang semakin membulatkan stasiun radio itu untuk bermain di dunia digital sekaligus menggabungkannnya dengan terestrial.

“Kami bermain di terestrial dan digital. Itu sangat penting karena tugas LPP RRI adalah memberikan pencerahan kepada masyarakat. Dalam konteks ini maka kita harus bermain di semua platform. Itu wajib bagi RRI. Jadi RRI tidak bisa hanya berdiri di pojok walaupun pendengarnya sudah banyak,” paparnya.

Program lebih lengkap

Selain memiliki banyak pendengar, satu lagi kelebihan RRI adalah programnya lebih lengkap. Sebut saja di antaranya Programa 4 khusus untuk siaran budaya, Programa 3 berisi special news networking di seluruh Indonesia, Programa 2 khusus untuk anak-anak milenial maupun Programa 1 berisi lokal konten atau all about city.

“Bahkan RRI punya Channel 5 layanan khusus musik. Jadi, pantas pendengar RRI itu sangat besar. Saya terus berusaha mengajak semua teman-teman RRI agar konten yang dibangun harus menyertai kualitas teknologi. Itu yang terus kami bangun,” tandasnya.

Dia mengatakan, hampir 90 persen awak LPP RRI sudah dididik melalui Puslitbang Diklat. “Mereka dididik sedemikian rupa untuk betul-betul paham mengenai filosofi jurnalistik dan broadcasting, bagaimana menjadi penyiar atau reporter yang bagus. Kita tidak boleh ketinggalan,” ujarnya.

Memang, butuh anggaran besar untuk digitalisasi. Setiap tahunnya lembaga ini memperoleh anggaran dari pemerintah Rp 1 triliun. Rohanuddin mengakui anggaran itu memang sangat besar jumlahnya walaupun sebenarnya untuk gaji karyawan saja sudah menyerap Rp 650 miliar.

LPP RRI harus mampu memanfaatkan dana itu untuk kepentingan penyiaran melalui penguatan program siaran. ”Tidak ada kata lain bagi RRI dan harus berjuang. Sesuatu yang luar biasa tidak bisa disentuh dengan cara-cara yang biasa,” tegasnya.

Dia bersyukur pemanfaatan serta pertanggungjawaban anggaran sangat bagus bahkan untuk pertama kalinya LPP RRI mendapatkan opini laporan keuangan WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI sepanjang sepuluh tahun terakhir. “Ini kebanggaan bagi RRI. Saya mohon doa dari masyarakat Indonesia,” kata Rohannudin.

Menjawab pertanyaan mengenai kesiapan sumber daya manusia (SDM), Rohanuddin menjelaskan satu-satunya cara hanya lewat pendidikan. “RRI punya pegawai negeri sekitar 3.000-an orang. Pada tahun 2021 mungkin tinggal hanya 1.000 orang,” kata dia.

Sedangkan pegawai bukan PNS atau PBPNS sekitar 2.500 orang terdiri dari anak-anak muda. Penggabungan antara PNS yang punya banyak ilmu dengan anak-anak muda kreatif diharapkan terbentuk inovasi baru bekerja penuh semangat. “Pemimpin, direksi dan dewan pengawas harus memberi motivasi. Para kepala stasiun wajib melakukan yang terbaik,” pesan dia. (sol)