Sutanto dan Titin Berikan Tantangan Menulis Dalam Waktu 15 Menit

Sutanto dan Titin Berikan Tantangan Menulis Dalam Waktu 15 Menit

KORANBERNAS.ID, BANTUL--Sutanto, guru MtsN 3 Bantul yang piawai menulis berbagai genre menjadi pemateri untuk membuat pantun berlatar belakang destinasi wisata kepada peserta Kelas Menulis “Seseruan Asyik Bersama KYM”.

“Para peserta saya beri tantangan selama 15 menit untuk membuat puisi dimaksud,” kata Sutanto dalam rilis yang dikirim ke koranbernas.id, Selasa (2/8/2022).

Kegiatan menulis yang diikuti 106 peserta secara daring dan luring ini digelar di Erista Garden, Demen Pakembinangun Pakem Sleman, Minggu (31/7/2022) lalu.

Para peserta menurut Sutanto Nampak berpikir keras dan konsentrasi untuk menyelesaikan tantangan tersebut. Mereka bukan hanya dari DIY dan Jawa Tengah, namun juga dari Jawa Barat.

Selain pantun, peserta juga ditantang Guru SDN Randusari Kotagede Yogyakarta, Titin Mulyaningsih selaku pemateri lainnya, untuk membuat puisi ala Jepang yang disebut Haiku juga dalam waktu 15 menit.

“Saya merasa senang diberi ruang bisa berbagi kepada sahabat penulis lain berdasar pengalaman ikut komunitas pimpinan Vitriya Mardiyati sampai akhirnya saya bisa menerbitkan buku solo,” katanya.

Salah satu tema buku yang berhasil dicetak tentang pantun berlatar belakang destinasi wisata di DIY. Dari tema itu, jadilah dua buah buku yaitu “Rangkaian Kata Sarat Makna” berisi 333 pantun dengan sampiran wisata Bantul dan Kulonprogo Sedangkan isi puisi berupa nasihat.

Buku kedua adalah, “Untaian Kata Penuh Makna” berisi 222 pantun dengan sampiran wisata Sleman, Kulonprogo dan Kota Yogyakarta.

“Itulah salah satu alasan mengapa saya tergerak untuk turut ambil bagian berbagi ilmu di kegiatan yang menarik dan membahagiakan ini,”katanya,

Titin sendiri memberi tantangan, karena yang memang pernah mengunjungi Negeri Sakura.

“Puisi Jepang ada tujuh kategori, dikelompokkan berdasar isi, aturan dengan jumlah suku kata,” katanya.

Ada puisi yang disebut Waka yang ditulis dalam lima baris terdiri 31 suku kata, Puisi dengan genre jenaka dinamakan Haikai, puisi pendek berstruktur yang dinamakan Haiku. Ada juga puisi bebas sesuai keinginan penyairnya disebut Kyoka, puisi beranting dinamakan Renga, puisi yang mirip Haiku namun diskinya lebih ekspresif disebut Senryu dan puisi modern berbentuk syair bebas yang disebut Khindai Shi.

Sementara founder KYM Vitriya Mardiyati, mengaku bahagia karena bisa berjumpa dengan anggota yang setia menulis bersama komunitasnya.

Sengaja dia memberi ruang kepada anggota yang aktif untuk berbagi ilmu dalam even keren tersebut. Ibu dua anak ini juga berencana akan mengadakan acara serupa Desember mendatang dengan jumlah peserta lebih besar.

“Insyaallah Desember nanti kita akan mengadakan even lagi dengan jumlah peserta lebih besar dan tempatnya berbeda. Jadi siapkan diri teman-teman, syukur sekalian launching buku solo,” imbuh Vitriya sembari menggendong anak keduanya Aksara.

Elis Susilawati salah satu peserta yang merupakan guru SMP 3 Jatiwangi Majalengka Jawa Barat mengaku jauh-jauh menyempatkan hadir karena kecintaannya dengan KYM.

“Saya dari Majalengka paling jauh diantara teman-teman yang hadir, rasa bahagia karena bisa berkumpul bersilaturahmi saling memperkenalkan diri, adat istiadat daerah masing-masing. Banyak sekali Ilmu baru yang didapatkan khususnya bidang penulisan dan tak kalah seru mereka semua ternyata mempunyai semangat yang luar biasa dari segi kepenulisan, bisa mengatur waktu dengan baik. Berkat bimbingan dan motivasi dari teman-teman saya semakin percaya diri bahwa menulis itu bikin kita hidup penuh warna dan bahagia mengiringi langkah kita sehari-hari. Bahagia itu sederhana ketika pena imajinasi hidup tumbuh dan berkembang dalam diri kita,” pungkas Elis. (*)