Srimartani Segera Miliki Taman Bonsai

Srimartani Segera Miliki Taman Bonsai

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Kelompok  bonsai  “Manunggal”  sedang mempersiapkan sebuah taman bonsai di Pedukuhan Petir Kalurahan Srimartani Kapanewon Piyungan Bantul. Menempati tanah kas desa seluas 5.700 M2, anggota kelompok yang berjumlah 23 orang tersebut mengembangkan aneka tanaman yang bisa dibuat bonsai.

Di antaranya sianci, anting putri, arabika, kimeng, pekas, amplas dan jenis lain yang totalnya mencapai 50 jenis tanaman. Bibit  tanaman tersebut harganya mulai Rp 30.000.

Pengelola juga sedang mempersiapkan bonsai yang pada akhirnya bisa diperjualbelikan. Istilah bonsai sendiri merujuk pada bahasa Jepang, yakni bon yang berarti pot dan sai berarti tanaman. Bonsai dapat diartikan sebagai tanaman yang dikerdilkan dan ditanam dalam pot.

“Kami mendukung apa yang dilakukan kelompok bonsai. Rencana akan kita buka resmi bersamaan dengan Srimartani Ekspo bulan Agustus mendatang yang juga akan dipusatkan di sini. Jadi sekarang proses penyempurnaan,” kata Lilik Raharjo, Kasie Perencanaan  Kalurahan Srimartani kepada koranbernas.id di lokasi, Selasa (21/6/2022).

Selain tanaman bonsai, penyempurnaan dilakukan untuk akses jalan masuk, toilet, lahan parkir, tempat kuliner dan pendopo pertemuan di tengah taman bonsai. Kelak, tempat ini akan menjadi salah satu obyek wisata yang bermanfaat bagi masyarakat Srimartani.

“Kami berharap dengan pembukaan destinasi wisata baru akan meningkatkan perekonomian dan mensejahteraan Srimartani,” tambah Lilik. Selain itu, juga menggerakkan ekonomi warga sekitar.

Guru bonsai dari kelompok “Manunggal”, Parno,  didampingi bendahara kelompok, Marozi, mengatakan taman  ini dibuat sejak lima bulan silam secara swadaya kelompok. Sebelum memutuskan membuka taman  bonsai, mereka melakukan pelatihan termasuk cara membuat bonsai dan memahami pakem-pakemnya.

“Membuat bonsai itu ada pakemnya, kemudian bisa dikembangkan oleh masing-masing pembonsai untuk kreativitas atau inovasinya,” kata Parno.

Untuk membuat bonsai siap jual membutuhkan waktu sekitar dua tahun sejak proses cangkok, penanaman, penggabungan aneka tanaman serta program akar (prokar).

Terdapat tiga aliran bonsai yakni klasik, modern dan post-modern. Klasik lebih bersifat naturalis, modern bersifat ekspresionis dan post-modern bersifat surealis (surealisme).

“Jadi membuat bonsai ini seperti melukis, hanya saja obyeknya langsung ke tanaman atau tiga dimensi. Di sinilah kemampuan ide kreativitas seorang pembonsai diperlukan,” katanya.

Harapannya, dihasilkan bonsai yang bisa dinikmati, membawa kesan dan pesan serta berkarakter kuat. Setiap bonsai karakternya berbeda-beda. (*)