SMA Negeri 2 Bantul Jadi Sekolah Model Berbasis TIK

Tema Kearifan Lokal diwujudkan di dalam pentas tentang kisah atau legenda budaya.

SMA Negeri 2 Bantul Jadi Sekolah Model Berbasis TIK
Panen Karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) kelima, Selasa (30/1/2024), berupa pementasan seni di SMAN 2 Bantul. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BANTUL – Menandai rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) ke-48, SMA Negeri 2 Bantul melaksanakan Panen Karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang kelima dengan tema Berkreasi dan Berinovasi: Berani!, Selasa (30/1/2024).

Selain itu juga dilakukan launching Sekolah Model Berbasis TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) sekaligus peresmian podcast studio SMAN 2 Bantul oleh Wakil Kepala Dikpora DIY, Suhirman MPd.

Rudy Prakanto M Eng selaku Kepala BTKP podcast perdana dengan Waka Dinas Dikpora Suhirman M Pd  didampingi Ismunardi MM.

Kepala SMA Negeri 2 Bantul, Isti Fatimah, mengatakan P5 bagi kelas XI kali ini bertema Kearifan Lokal. Produk yang dihasilkan siswa kelas XI berupa delapan karya Pementasan Legenda.

Yaitu, kelas XI-1 dengan judul Legenda Nyi Roro Kidul, kelas  XI-2 judul Prahara dan Cinta, XI-3 judul Menyuluh Kehidupan dalam Kabut Kiasan, XI-4 berjudul Goa Kiskendha, XI-5 judul Pinter Keblinger, XI-6 judul Ki Truno Bangsa dan  XI-7 judul Nemu Widodari.

Panen karya oleh siswa SMAN 2 Bantul. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

Kemudian, kelas XI-8 dengan judul Kali Gajah Wong yang dipentaskan sejak pagi hingga sore secara bergiliran dan memperoleh antusias meriah dari penonton.

“Tema Kearifan Lokal yang kemudian diwujudkan dalam pentas tentang kisah atau legenda budaya ini untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap seni tradisi di kalangan anak didik kita,” kata Isti.

Sebelum sampai tahap pementasan panen karya, para siswa telah melalui proses yang panjang. Mulai dari menentukan cerita yang akan diambil, berdiskusi, pembagian tugas, membuat fragmen yang mengeksplorasi ide, inovasi dan kreativitas, berlatih, mempersiapkan kostum, rias hingga persiapan pementasan.

“Luar biasa hasilnya, mereka pentasnya sangat bagus seperti anak-anak teater yang sudah berlatih lama. Dan di sanalah nilai-nilai pelajar Pancasila ini terbangun,” katanya.

Adapun ciri profil pelajar pancasila adalah Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia, Berkebhinnekaan Global, Mandiri, Bergotong Royong, Bernalar Kritis serta Kreatif.

Keceriaan pelajar SMAN 2 Bantul mengikuti Panen Karya P5. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

Tema projek yang diambil Kelas X adalah kewirausahaan. Produk yang dihasilkan siswa kelas X berupa 48 karya terdiri dari 18 karya bidang boga, 14 karya bidang kerajinan atau kriya dan 16 karya di bidang fashion.

Contoh produk boga yang dihasilkan adalah Sejelang, merupakan produk olahan dari bunga telang dan berbagai rempah seperti jahe, serai, cengkeh, kayu manis.

Contoh produk kerajinan/kriya yang dihasilkan adalah Bina Lentera, inovasi lampu hias berbasis bambu dengan batik. Contoh produk fashion adalah Grovest yaitu produk totebag ice dyeing dengan pewarna alami dengan desain tulisan pepatah Jawa dan kebudayaan daerah.

Sedangkan untuk sekolah berbasis TIK adalah sekolah yang berbasis teknologi dalam pembelajaran, administrasi maupun dalam hal penilaian. “Kalau pembelajaran dilakukan secara campur, antara pembelajaran online dengan tatap muka. Semua penilaian sudah berbasis online,” katanya. Untuk mendukung sebagai sekolah TIK, untuk jaringan internet di sekolah ini juga diperkuat.

Menurut Isti, sebelum di-launching sebagai sekolah TIK pada Oktober 2023 mereka telah menerima SK dari Dikpora DIY sebagai sekolah rintisan berbasis TIK. Setelahnya, SMAN 2 Bantul melakukan berbagai penyiapan termasuk pembentukan tim IT dan sarana prasarana pendukung.  “Tentu terkait  keamanan data menjadi hal yang kita perhatikan,” katanya. (*)