Sleman City Hall Gelar Diskusi Bisnis Digital, Rhenald Kasali Soroti Peluang di Era AI
KORANBERNAS.ID, SLEMAN--Menyambut perayaan Sixtacular Anniversary yang ke-6, Sleman City Hall (SCH) menggelar acara bertajuk “A Great Business Talk: Change-Chance-Choice” pada Sabtu, di Kamala Grand Ballroom, SCH.
Acara ini mengangkat tema “Perspektif Digital Era untuk Setiap Generasi dalam Menciptakan Peluang Bisnis Saat Ini,” dengan mengundang pakar dan pengusaha ternama untuk berbagi pandangan mengenai tantangan dan peluang bisnis era digital yang terus berkembang.
Diskusi ini menghadirkan Prof. Rhenald Kasali, Ph.D., guru besar Ilmu Manajemen Universitas Indonesia dan pendiri Rumah Perubahan, bersama dr. Tirta Mandira Hudhi, M.B.A., seorang pengusaha sekaligus aktivis digital. Turut hadir pula Rudy A. Dalimunthe, Senior VP of Sales, Operation, and Product di Tokopedia, dan Deryansha Azhary, founder serta podcaster Kasi Solusi, sebagai moderator.
Acara ini menarik perhatian lebih dari 3.500 peserta dari berbagai kalangan, termasuk mahasiswa, pelaku UMKM, dan masyarakat umum.
Prof. Rhenald Kasali menyoroti pentingnya adaptasi terhadap perkembangan teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI), yang kini merombak berbagai sektor bisnis dan tenaga kerja.
“Teknologi berkembang pesat, mahasiswa kini bahkan bisa lebih cepat dan lebih pintar dari dosennya. Cara kerja berubah, dan kita harus siap menghadapinya,” ujarnya saat berbicara di depan ribuan peserta.
Rhenald mengingatkan bahwa pergeseran ini juga berdampak pada pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat, termasuk tren childfree yang kian berkembang dan mempengaruhi demografi.
Mengusung tajuk “Change - Chance - Choice,” acara ini mengajak peserta untuk memahami bagaimana setiap perubahan menciptakan peluang baru. Rudy A. Dalimunthe menjelaskan bahwa bisnis yang mampu beradaptasi dengan tren dan distribusi digital akan lebih unggul dalam merebut pasar.
“Chance berarti setiap perubahan harus dimanfaatkan, dan Choice adalah tentang bagaimana kita memilih saluran yang paling tepat untuk mendistribusikan produk kita ke pasar,” jelas Rudy.
dr. Tirta menambahkan bahwa adaptasi terhadap perubahan gaya kerja, terutama bagi generasi muda yang lebih memilih kebebasan daripada kerja kantoran, adalah bagian dari dinamika bisnis saat ini.
“Bahkan konsep kost sudah berubah; sekarang ada apartemen yang menggantikan kost tradisional. Semua ini menunjukkan bahwa bisnis dan pola kerja berevolusi,” tambah dr. Tirta.
Acara ini juga menawarkan berbagai solusi atas tantangan yang dihadapi para pelaku usaha di era digital. Para pembicara menekankan pentingnya kemampuan adaptasi, baik dari sisi keterampilan maupun pola pikir, untuk menghadapi perubahan di dunia kerja.
Menurut data, sebanyak 9,98 juta Gen Z di Indonesia saat ini menganggur, yang menunjukkan kebutuhan akan peningkatan keterampilan dan adaptasi agar tetap relevan di pasar tenaga kerja yang semakin kompetitif.
Dengan memanfaatkan momentum ini, Sleman City Hall berharap acara ini dapat menginspirasi generasi muda dan para pelaku bisnis untuk terus beradaptasi dan memanfaatkan setiap peluang di era digital yang terus berkembang. (*)