Situasi Pandemi, Kelompok Wanita Tani Sejahtera Makmur Justru Bisa Panen Sayuran

Situasi Pandemi, Kelompok Wanita Tani Sejahtera Makmur Justru Bisa Panen Sayuran

KORANBERNAS.ID, BANTUL  -- Ketua TP PKK Kabupaten Bantul, Erna Kusmawati Suharsono, melakukan panen sayuran di Kelompok Wanita Tani (KWT) “Sejahtera Makmur” Dusun Jodog RT 4, Desa Gilangharjo, Kecamatan Pandak, Senin (10/8/2020). Ikut mendampingi adalah Lurah Desa Gilangharjo H Pardiyono, Ketua TP PKK Desa, anggota DPRD  Bantul Eko Sutrisno Aji, pembina KWT Jumilan dan M Zainul, serta anggota kelompok tani.

Adapun sayuran yang dipanen diantaranya terong, pare, tomat, cabai, seledri dan jenis sayuran lainnya. Istri Bupati Bantul Drs H Suharsono tersebut nampak sumringah saat memetik aneka sayuran berbuah lebat dan pemupukannya menggunakan pupuk organik. Semua nampak subur dengan dedaunan yang menghijau.

“Saya mengapresiasi atas apa yang dilakukan oleh KWT dan ibu-ibu di sini. Saya melihat ini  sangat layak menjadi contoh. Yakni bagaimana dalam situasi pandemi, perempuan bisa mengolah lahan untuk mendukung ketahanan pangan,” kata Erna Kusmawati.

Penanaman tidak harus dilakukan di pekarangan jika memang lahahnnya tidak memungkinkan. Namun bisa  menggunakan penanaman sistem polybag.

“Program ketahanan pangan ini adalah program TP PKK pusat yang mengimbau kepada TP PKK provinsi, TP PKK Kabupaten, kecamatan hingga desa untuk menggiatkan kembali program ketananan pangan. Memanfaatkan lahan yang ada di sekitar untuk bertanam, khususnya jenis sayur dan obat-obatan. Hasilnya bisa dimanfaatkan tidak hanya untuk keluarga, namun bisa untuk masyarakat sekitar, bahkan bisa dijual untuk meningkatkan pendapatan keluarga,” katanya.

Ketua KWT, Siti Fatimah, mengatakan jumlah anggota saat ini ada 30 orang yang berasal dari RT 4, Dusun Jodog. Awal kegiatan bertanam  tanggal 16 April di mana mereka mendapat bantuan bibit dari desa. Kemudian dikembangkan oleh anggota yang didukung bapak-bapak, sehingga jenis sayuran juga beragam. Untuk bibit dan pemupukan dilakukan secara swadaya. Saat pemeliharaan dan penyiraman dilakukan bergiliran dan dijadwal.

“Satu regu ada 5 orang. Jadi mereka ada jadwal untuk pemeliharaan dan penyiraman tanaman,” katanya.

Adapun tanah yang digunakan seluas 1.500 meter persegi, milik  mantan Lurah Desa Gilangharjo, Aan Sumarna, yang  tidak terpakai. Kemudian dibersihkan secara gotong royong, baik oleh anggota KWT maupun bapak-bapak di RT 4.

Setelah panen, sayur selanjutnya dibagikan kepada ibu-ibu, baik dikonsumsi ataupun dijual. Uang yang didapat kemudian dikumpulkan menjadi kas kelompok untuk dikembangkan lagi.

“Jadi memang selain manfaat secara ekonomi, kegiatan ini untuk mengisi waktu di tengah pademi Corona. Sehingga ibu-ibu tidak pergi jauh-jauh dari rumah, cukup di sekitar saja dan memanfatkan lahan untuk ketahanan pangan. Selain tentunya bisa kumpul merekatkan silaturahmi,” katanya.

Ke depan, bukan hanya sayur, namun juga akan dikembangkan ke tanaman bunga dan tanaman lain yang bermanfaat.

Salah seorang warga, Jumilan, menambahkan jika kebun sayur itu sudah panen beberapa kali. ”Kebun ini sangat bermanfaat khususnya bagi ibu-ibu di sini, sehingga ada kegiatan yang menghasilkan secara ekonomi di tengah situasi Corona,” katanya. (eru)