Siswa SMAN 1 Purbalingga Mengikuti Sekolah Kebangsaan Tular Nalar
Program pelatihan literasi digital ini diinisiasi oleh Mafindo bersama Love Frankie dan didukung Google.org serta difasilitasi Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Unsoed Purwokerto.
KORANBERNAS.ID, PURBALINGGA – Sebanyak 100 siswa Kelas XII SMA Negeri 1 Purbalingga, Rabu (21/8/2024), mengikuti kegiatan penyuluhan Sekolah Kebangsaan Tular Nalar di sanggar kegiatan sekolah setempat.
Kegiatan yang mengusung tema Gen Z Bisa Memilih ini merupakan program pelatihan literasi digital yang diinisiasi oleh Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) bersama Love Frankie dan didukung oleh Google.org serta difasilitasi oleh Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Unsoed Purwokerto.
Para siswa didampingi sepuluh fasilitator yang juga dosen Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Unsoed yang telah memiliki sertifikasi Training of Trainer (ToT) atau Pelatihan untuk Pelatih dari Mafindo.
Mafindo adalah organisasi kemasyarakatan nirlaba yang yang didedikasikan untuk memerangi miss-informasi dan hoaks. Berdiri tahun 2016, Mafindo yang berkantor di Jakarta Selatan ini memiliki lebih 95 ribu anggota online dan 1.000 sukarelawan.
Pemilih pemula
Kegiatan itu dibuka Kepala SMA Negeri 1 Purbalingga, Joko Mulyanto M Pd. “Kami mengapresiasi terselenggaranya kegiatan ini. Sekolah Kebangsaan Tular Nalar dapat memberikan bekal bagi siswa siswi sebagai pemilih pemula pada perhelatan Pilkada serentak 27 November 2024,” ujar Joko Mulyanto.
Dia berharap, siswa siswi calon pemilih pemula ini dapat menggunakan hak pilihnya sebaik-baiknya, tidak termakan berita palsu, berita bohong yang menyesatkan menjelang Pilkada.
Pelatihan sekolah kebangsaan ini disampaikan dengan metode monolog, dialog , permainan dan Komunikasi Antar Pribadi (KAP). Metode-metode ini dipilih agar efektif dalam penyampaian pesan atau materi sehingga mudah dipahami.
Ada empat segmen yang dibahas mulai Pilkada serentak, demokrasi, penginderaan hoaks dan waspada sanksi. Peserta diajak berpikir kritis saat menerima informasi serta mengenali potensi pengacauan informasi pemilu 2024. Di antaranya kacau isi, kacau diri dan kacau emosi.
Terselip hoaks
Pasca-pelatihan, calon pemilih pemula yang didominasi Generasi Z ini diharapkan tidak hanya tahu tetapi juga tanggap dan tangguh di tengah banjir informasi yang di dalamnya terselip informasi hoaks.
Siswa lainnya, Faiq, mengatakan dengan adanya pelatihan dirinya dan teman-temannya menjadi tahu lebih dalam tentang hoaks dan berpikir kritis. “Kegiatan ini asyik dan menyenangkan, saya suka,” ujar Faiq.
Penanggung jawab kegiatan Sekolah Kebangsaan Tular Nalar ini, Dr Mite Setiansah, berharap 100 siswa yang mengikuti kegiatan ini dapat menjadi virus untuk menularkan ke rekan-rekannya. “Saya harap setelah pelatihan ini, kalian dapat menularkannya ke teman-teman kalian,” pesan Mite Setiansah.
Dia mengemukakan, Tular Nalar sebagai portal pembelajaran online memiliki tujuan membantu publik mengidentifikasi hoaks melalui literasi media dan pemikiran kritis. Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Unsoed telah bekerja sama dengan tular nalar dalam tiga tahun terakhir. (*)