Setiap Belanja Baju Baru Menyumbang Emisi Karbon 28 Kg

Setiap Belanja Baju Baru Menyumbang Emisi Karbon 28 Kg
Suharso Monoarfa, Menteri Perencanaan Pembangunan (PPN)/Kepala Bappenas dalam acara Summer Soiree for Suistanaibality di Yogyakarta, Minggu (5/11/2023). (istimewa)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA--Generasi muda memiliki peran penting dalam menjaga lingkungan. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi emisi karbon adalah dengan mengurangi belanja baju baru.

Dengan melakukan hal ini, generasi muda dapat berkontribusi dalam mengurangi perubahan iklim dan menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan.

“Setiap kali membeli baju baru, kita menyumbang emisi karbon sebesar 28 kilogram,” kata Suharso Monoarfa, Menteri Perencanaan Pembangunan (PPN)/Kepala Bappenas dalam SDGs Annual Conference 2023 Summer Soiree for Suistanaibality di Yogyakarta, Minggu (5/11/2023).

Emisi karbon ini dihasilkan dari proses produksi baju, mulai dari pembibitan kapas, penanaman kapas, pemintalan benang, pembuatan kain, hingga pencelupan dan finishing.

Untuk mengurangi emisi karbon, lanjut Suharso, generasi muda dapat membeli baju bekas atau menanam pohon untuk mengimbangi emisi karbon yang dihasilkan.

Selain itu generasi muda dapat meningkatkan kapabilitas, menjadi wirausaha, dan menjaga lingkungan. Mereka dapat berperan aktif dalam membangun negeri yang lebih baik. Generasi muda memiliki peluang besar untuk ikut serta dalam membangun negeri tercinta.

Untuk mewujudkan hal tersebut, semua generasi muda harus meningkatkan kapabilitasnya agar dapat bersaing di dunia kerja yang semakin kompetitif.

“Peningkatan kapabilitas tidak hanya berarti mengejar gelar akademik yang tinggi, tetapi juga mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja, seperti kemampuan coding, komunikasi, dan problem solving,” ujarnya.

Selain itu, generasi muda juga perlu memiliki jiwa wirausaha agar dapat menciptakan lapangan kerja baru.

Dalam menghadapi tantangan dunia kerja saat ini, generasi muda harus berani mengambil langkah untuk menjadi wirausaha. Dengan menjadi wirausaha, mereka tidak hanya dapat membuka peluang kerja untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain.

Pengetahuan dan keterampilan untuk menjadi wirausaha tidak selalu harus dipelajari di sekolah. Saat ini banyak sumber belajar yang mudah diakses, seperti buku, internet, dan pelatihan.

“Yang terpenting adalah memiliki kemauan untuk belajar dan meningkatkan pengetahuan,” tandasnya. (*)