Seriusi Jahe Merah, Petani Milenial di Sruwen Ini Meraup Untung

Seriusi Jahe Merah, Petani Milenial di Sruwen Ini Meraup Untung

KORANBERNAS.ID, BOYOLALI -- Eko Susilo (32) petani asal Ampel Boyolali lega. Upayanya membudidayakan jahe merah mulai mendatangkan hasil. Dulu, per kilo bibit yang ia tanam hanya mampu mendatangkan hasil tiga kilo jahe merah. Tapi sekarang, dengan jumlah bibit yang sama ia bisa memanen jahe merah 5-8 kilo.

Petani milenial yang hobi trabas mengendarai trail ini memiliki lahan kebun di daerah Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Lokasi ini berjarak sekitar tiga kilometer dari rumahnya di daerah Ampel. Luasan lahannya sekarang terus bertambah, dari awalnya hanya tiga ribuan meter. Keputusannya menambah luas area tanam, lantaran melihat hasil yang bagus dari jahe merah.

“Saya mendapatkan pendampingan dari tim Bintang Toedjoe. Diajari cara memilih bibit yang baik, cara bertanam dan merawat yang benar. Bahkan, hasil panen saya juga pasti dibeli karena sudah memenuhi standar kualitas yang diinginkan,” kata Eko, Selasa (9/8/2022).

Eko mengakui sejumlah keuntungan bermitra dengan perusahaan obat herbal ini. Lantaran teknis budidaya dan pemasaran hasil panen terjamin, dia kini bisa fokus pada penanaman dan perawatan. Hal inilah, yang menjadikan tanaman jahe merahnya maksimal dengan kualitas yang baik.

“Memang, kadang kala harga di pasar lebih tinggi dibandingkan harga pabrik. Tapi saya memilih untuk fokus di penanaman dan perawatan. Kepastian bagi petani seperti saya lebih penting,” lanjutnya.

Head of BU BINA (Business Unit Bintang Toedjoe Inovasi Natural), Sari Pramadiyanti mengatakan, PT Kalbe Farma Tbk bersama Business Unit Bintang Toedjoe Inovasi Natural (BINA), mengembangkan ekosistem jahe merah. Program atau gerakan yang bertajuk Negeri Jahe Merah ini, merupakan langkah nyata perusahaan dalam upaya mendukung kemandirian bahan baku obat, khususnya yang berbasis herbal.

Ekosistem jahe merah ini, katanya, memiliki tujuh pilar proses. Yakni pembibitan jahe merah, penanaman jahe merah, pasca panen, ekstraksi atau distilasi, farmakologi, komersialisasi, dan pemberdayaan masyarakat.

Sari menjelaskan, dalam proses pembibitan jahe merah, BINA bekerjasama dengan Badan Riset Inovasi Nasional, PT Inagro dan Universitas Surabaya untuk menghasilkan benih jahe merah yang terstandarisasi. BINA terus mengembangan penelitian kultur jaringan jahe merah untuk menghasilkan benih yang konsisten secara genetis.

Pada proses penanaman jahe merah, BINA bekerja sama dengan komunitas petani jahe merah, termasuk salah satunya di Boyolali. BINA melakukan pendataan, edukasi, monitoring dan melakukan kontrol usia panen untuk mendapatkan rimpang jahe merah yang sesuai standar dan terdata (traceable dan recorded).

Jahe merah yang siap dipanen, akan dikirimkan ke sentra panen termasuk bekerja sama dengan pemerintah daerah. Jahe merah ini kemudian disortir, dicuci, dipotong, dikeringkan dan dikemas sehingga siap untuk dikonsumsi atau diolah lebih lanjut.

Proses ektraksi jahe merah bekerjasama dengan mitra ekstraktor atau destilator yang berpengalaman dan terkualifikasi untuk menghasilkan ekstrak dan essential oil jahe merah yang terstandar. Ekstrak atau essential oil jahe merah yang dihasilkan harus dikontrol sehingga menghasilkan zat aktif gingerol dan zingiberene sesuai spesifikasi, yang nantinya akan diolah oleh perusahaan menjadi produk Redgine.

Riset dan kajian Farmakologi, menjadikan bahan baku jahe merah Redgine memiliki landasan ilmiah yang kuat dari sisi uji efikasi, uji safety, uji toksisitas, dan uji sebagai immunomodulator. Dalam melakukan uji ini, BINA bekerja sama dengan BRIN, ITB, Ubaya, dan KyungHee University Korea.

Kemudian, bahan baku jahe merah Redgine yang dihasilkan dipasarkan ke industri farmasi, jamu, makanan, kosmetik, suplemen, dan nutraceutical. Jenis sediaan yang berupa simplisia powder, extract powder, extract liquid dan oil, disesuaikan dengan kebutuhan industri.

Hari Nugroho bersama Sari Pramadiyanti, Mardi Satata dan Eko Susilo, saat memberikan keterangan kepada awak media. (warjono/ koranbernas.id)

Program ini didukung oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Surakarta. Perwakilan petani mitra Bintang Toedjoe pun mengungkapkan pengalaman yang dialaminya, sebelum dan setelah bermitra dengan Bintang Toedjoe.

“Kami dari BPSB mendukung kelompok tani yang ingin mengembangkan jahe merah. Dari BPSB ikut mendampingi, dari proses penanaman, hingga jadi benihnya. Jangan sampai nanti benih yang dihasilkan kelompok tani itu tidak sesuai yang diharapkan petani lainnya,” ungkap Pengawas Benih Tanaman (PBT) BPSB Surakarta, Mardi Satata.

Kepala Komunikasi Eksternal Kalbe Farma tbk, Hari Nugroho,  menambahkan BINA merupakan divisi B2B dari Bintang Toedjoe yang fokus pada bahan baku natural, untuk mendukung keberlangsungan dan ketersediaan jahe merah terbaik.

Kalbe, kata Hari, selalu mempertimbangkan keberlanjutan dalam menjalankan operasional perusahaan, terutama dampak positif terhadap lingkungan, masyarakat, dan semua pemangku kepentingan yang terkait.

“Ini demi mencapai tujuan inisiatif keberlanjutan Kalbe, yaitu Bersama Sehatkan Bangsa,” ujar Hari Nugroho, pada salah satu ladang jahe merah di Boyolali Jawa Tengah.

Hari mengatakan, bahwa ekosistem jahe merah yang dibangun oleh anak usaha Bintang Toedjoe merupakan salah satu upaya perusahaan mendukung kemandirian bahan baku obat di Indonesia. Khususnya, yang berbasis herbal.

Saat ini, varian Redgine terdiri dari berbagai produk. Di antaranya, jahe merah ekstrak bubuk premium, jahe merah ekstrak bubuk terstandar, jahe merah bubuk, jahe merah bubuk instant dengan gula aren, jahe merah segar, jahe merah simplisia, minyak jahe merah, jahe merah ekstrak cair terstandar.

Selain itu, juga digunakan untuk produk Bintang Toedjoe, yaitu BEJO Jahe Merah, Bejo Sujamer, Komix Herbal, Komix Herbal Jahe, Komix Herbal Jeruk Nipis, Komix Herbal Kids, hingga Komix Herbal Pepermint.

“Siapa pun bisa menjadi petani mitra Bintang Toedjoe. Syaratnya, calon mitra harus mengisi formulir data diri melalui ekosistem jahe merah online, atau dengan mengunjungi website www.negerijahemerah.co.id,“ kata Sari. (*)