Sampah Jadi Masalah Serius di DIY, Pemuda dan Mahasiswa Resah

Kami berharap kepedulian ini bisa menjadi salah satu cara mengatasi permasalahan sampah di Yogyakarta

Sampah Jadi Masalah Serius di DIY, Pemuda dan Mahasiswa Resah
Deklarasi komitmen pemuda dan mahasiswa peduli persoalan sampah. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Sampah saat ini menjadi masalah serius yang dihadapi oleh masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Bisa dilihat  banyak yang bingung mau membuang  sampah di mana, akhirnya membuangnya di tepi jalan umum termasuk di Ringroad Yogyakarta. Akibatnya Lingkungan menjadi  bau dan tidak bersih.

Melihat kondisi itu, para mahasiswa dan pemuda merasa resah yang kemudian dituangkan dalam diskusi bertajuk Dari Menara Gading, Keluar Plengkung Gading, Jumat (26/7/24) sore, di Bundaran Universitas Gadjah Mada (UGM).

Kegiatan ini digelar kolaborasi  antara Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) kampus se-DIY, Organisasi Kepemudaan, Komunitas Kepemudaan dan Karang Taruna.

Setelah berdiskusi dan menyamakan persepsi, kemudian mereka mendeklarasikan komitmennya untuk terlibat aktif dalam upaya penyelesaian sampah di Yogyakarta.

"Pemerintah DIY harus memperkuat regulasi dan infrastruktur pengelolaan sampah, mengintegrasikan pendidikan lingkungan ke dalam kurikulum sekolah, melaksanakan kampanye kesadaran lingkungan, mendukung program bank sampah dan membentuk kemitraan dengan berbagai sektor untuk mencapai lingkungan yang lebih bersih dan sehat," kata Muhamad Asruri Faishal Alam, Ketua Ruang Kolaborasi Pemuda, kepada koranbernas.id usai acara.

Edukasi lingkungan

Pemuda, lanjutnya, dapat terlibat dalam penyelesaian sampah melalui program edukasi lingkungan, pembentukan komunitas peduli sampah, kampanye media sosial, lomba kreativitas daur ulang, kerja sama dengan sekolah dan universitas, gotong royong dan aksi bersih-bersih, serta program magang dan volunteer di bidang pengelolaan sampah.

"Jadi banyak hal yang bisa dilakukan oleh kalangan muda dan juga mahasiswa. Tentu kami berharap kepedulian ini bisa menjadi salah satu cara mengatasi permasalahan sampah di Yogyakarta," katanya.

Perwakilan BEM Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Faras Rayhan, mengatakan kegiatan tersebut bukan untuk menuntut siapa pun terkait dengan persoalan sampah namun adalah cara menggugah kesadaran bagi kalangan muda dan mahasiswa terhadap persoalan sampah yang ada di wilayah ini.

"Jadi diistilahkan kami menuntut diri kami sendiri untuk peduli terhadap masalah sampah. Kami menyadari tidak semua mahasiswa yang mengenyam pendidikan di kampus-kampus di Yogya merupakan penduduk ber-KTP DIY. Rasa handarbeni terhadap Yogyakarta termasuk permasalahan di dalamnya harus terus ditumbuhkan," katanya.

Salah satu yang bisa dilakukan minimal memilah sampah sebelum dibuang. (*)