Sampah Jadi Beragam Produk, Warga Plumbungan Tidak Bingung Saat TPST Piyungan Tutup

Minyak jelantah diolah menjadi lilin dan sabun cuci.

Sampah Jadi Beragam Produk, Warga Plumbungan Tidak Bingung Saat TPST Piyungan Tutup
Pembuatan kerajinan dari sampah di bank sampah “Becik Resik” Plumbungan Kalurahan Sumbermulyo Bambanglipuro Bantul. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Warga Dusun Plumbungan Kalurahan Sumbermulyo Kapanewon Bambanglipuro Bantul sudah sejak tahun 2015 melakukan pemilahan sampah, kemudian menabungnya ke Bank Sampah “Becik Resik”. Tutupnya Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan tidak berdampak terhadap kehidupan mereka.

“Bank sampah ini berdiri Desember 2015 dan saya mengelola mulai 2016,” kata Mirna Dewi (49), pengelola bank sampah kepada wartawan dalam acara Dinamika Desa gelaran Dinas Kominfo Bantul, Kamis (10/8/2023).

Saat ini, total ada 80 keluarga yang menjual atau menabung sampahnya ke bank sampah tersebut. Sampah yang terkumpul kemudian diolah menjadi beragam produk.

Sampah organik dibuat bio-enzym atau biosolar serta pupuk tanaman. Sampah plastik diolah menjadi kerajinan bunga, dompet, tas maupun gantungan kunci.

Hasil olahan sampah di bank sampah “Becik Resik” Plumbungan Bantul. (istimewa)

Minyak jelantah diolah menjadi lilin dan sabun cuci. Sedangkan sampah dari masker dan diapers bayi dibuat menjadi pot bunga.

Barang kerajinan tersebut kemudian dipasarkan mulai harga puluhan hingga ratusan ribu melalui pameran ataupun secara online.

Bank sampah juga mendirikan rumah edukasi bagi mereka yang ingin belajar pengelolaan sampah ke tempat tersebut.

Sudah banyak yang datang dan belajar dari berbagai kota di pulau Jawa bahkan luar Jawa seperti Jakarta, Surabaya, Salatiga dan Makassar. (*)