Sadar Wisata jadi Upaya Jogja Pulihkan Kepercayaan Masyarakat

Sadar Wisata jadi Upaya Jogja Pulihkan Kepercayaan Masyarakat

KORANBERNAS.ID,YOGYAKARTA – Sebagai upaya meraih kembali kepercayaan wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melaksanakan Sosialisasi Sadar Wisata bagi masyarakat di Desa/Kampung Wisata.

Kali ini bertempat di 10 Kampung Wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta, Kampung-kampung tersebut antara lain Kadipaten, Kauman, Rejowinangun, Warungboto, dan Purbayan, Taman Sari, Pakualaman, Cokromenduran, Sosromenduran dan Sayidan.

Dalam keterangan tertulisnya Rabu (30/3/2022) Menparekraf Sandiaga Uno mengatakan, penerapan Sapta Pesona Plus CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability) di destinasi wisata menjadi suatu hal yang sangat krusial dan penting untuk meyakinkan wisatawan. Sebab akan mengubah wajah pariwisata dan ekonomi kreatif.

“Saat ini wisatawan akan cenderung memilih destinasi yang mengedepankan rasa aman, nyaman, bersih, sehat dan seiring keberlanjutan lingkungan," kata Dia.

Sandiaga Uno mendorong agar masyarakat dalam hal ini pengelola destinasi dan desa wisata untuk terus mempersiapkan diri dalam meningkatkan kapasitas. Terutama dalam penerapan sapta pesona plus CHSE dan bagaimana memberikan pelayanan di atas standar.

Secara terpisah, Plt. Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf RI, Frans Teguh, menekankan pentingnya meraih kepercayaan wisatawan melalui Sapta Pesona, CHSE dan Pelayanan Prima. 

Frans mengatakan bahwa Sosialisasi Sadar Wisata sangat penting guna mempersiapkan masyarakat di sekitar destinasi termasuk desa atau kampung wisata dalam menyambut pengunjung.

"Hal ini semata-mata agar wisatawan mendapatkan pengalaman yang berkesan. Ini adalah fondasi bagaimana sebuah desa atau destinasi bisa survive tidak hanya di masa pandemi melainkan juga ke depannya,” tutur Frans.

Menyoroti CHSE, Frans menegaskan harapan untuk membangun komitmen dan kredibilitas daerah wisata, sehingga pengunjung merasa nyaman, aman dan percaya.

Sementara terkait Pelayanan Prima, ia menjelaskan bahwa hospitality penting dalam memberikan pengalaman berkesan bagi pengunjung saat berada di desa atau kampung wisata.

“Kita ingin benar-benar menghadirkan standar pelayanan yang baik sehingga meningkatkan daya saing bagi produk produk wisata kita," ujarnya.

Frans juga menegaskan bahwa kampung atau desa wisata harus mempertahankan karakteristik, keunikan, dan nilai-nilai lokal yang dimiliki.

“Jangan kehilangan karakteristik dan lokalitas. Ini harus kita kemas, kita kelola dengan terus berinovasi, adaptasi, dan kolaborasi,” tuturnya.

Kembangkan Kampung Wisata

Sementara Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Wahyu Hendratmoko sangat antusias dan mengapresiasi serta siap bersinergi dan mengawal program ini. Menurutnya, tak lain agar Sapta Pesona plus CHSE dan Pelayanan Prima terinternalisasi dan diimplementasikan di Kampung Wisata Wilayah Kota Yogyakarta.

Sosialisasi Sadar Wisata ini bersifat berkelanjutan, yaitu kedepan akan dilakukan pelatihan terkait potensi produk pariwisata, kewirausahaan dan pelatihan bidang pariwisata lainnya.

"Diharapkan dari masing-masing desa dapat lahir local champion atau penggerak dalam pengembangan di desa wisatanya masing-masing," tutupnya.(*)