Saat Gadis Kembang Sepasang Nirmala dan Monica Menjalani Ruwatan
Dunia boleh berubah, teknologi terus berkembang, tapi kebijaksanaan atau wisdom harus tetap.
KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Dua orang gadis kakak beradik masing-masing Rr Lidia Nirmala Dewi Parahita (19) dan Rr Monika Rahayu Dewi Savitri (14) menjalani tradisi ruwatan dengan Ringgit Wacucal (wayang kulit) di Pendapa Ndalem Widihastan Tegalsari RT 01 Geneng Panggungharjo Sewon Bantul, Kamis (26/12/2024) pagi hingga sore.
Tampil Ki Cermo Hadi Sutoyo dari Bangunjiwo Kasihan Bantul membawakan lakon Murwakala yang mengisahkan lahirnya Bathara Kala. Ruwatan kali ini dihadiri Bupati Bantul H Abdul Halim Muslih.
"Dalam literasi Jawa, anak saya dua perempuan adalah Kembang Sepasang maka sebaiknya diruwat yang dilaksanakan sekali dalam hidupnya. Dalam ruwatan lakonnya memang harus Murwakala," kata Widihasto Wasana Putra S Sos, ayah dari Nirmala dan Monika.
Harapannya anak yang sudah diruwat tersebut akan tumbuh sehat dan tercapai cita-citanya, memiliki pendidikan setinggi-tingginya, kelak memiliki keluarga yang bahagia.
Wayang kulit untuk ruwatan. (sariyati wijaya/koranbernas.id)
"Sebagai abdi dalem keraton, saya juga menjadi abdi kebudayaan. Maka Ruwatan Sukerta sebagai tradisi adiluhung dalam budaya Jawa harus kita jaga dan lestarikan," kata Hasto yang juga Koordinator Sekber Keistimewaan DIY itu.
Ruwatan, lanjut dia, yang berisi doa dan mantra Jawa diawali shalawatan berbahasa Jawa dan doa Islam. "Saya rasa adat budaya dan agama saling melengkapi sehingga nilai agama lebih humanis," katanya.
Untuk keperluan ruwatan yang berlangsung lebih empat jam tersebut, dipersiapkan ubarampe sangat banyak. Yang paling utama adalah wayang kulit untuk menghantar ruwatan.
Lalu, ada tumpeng berbagai jenis, aneka tanaman seperti pohon kelapa dan tebu ireng, aneka hewan seperti ayam, angsa, bebek, burung perkutut, burung merpati, burung puter dan ikan. Ada juga kain batik motif babon seperti Parang, Sidomukti, Truntum, Sidomulyo.
Aneka bunga
Selain itu, juga ada jenang serta aneka bunga. Sepasang merpati dilepaskan. Sedangkan hewan lainnya dan kain batik dibagikan. Anak yang diruwat juga dipotong rambutnya.
Bupati Bantul dalam sambutanya menyampaikan selamat atas pelaksanaan ruwatan Sukerta dengan harapan kedua anak diberi kesehatan, kesuksesan dalam studi dan karier pada masa datang.
"Acara ini sangat penting artinya bagi warga DIY yang mendapat amanat untuk melestarikan budaya. Dunia boleh berubah, teknologi terus berkembang, tapi yang namanya kebijaksanaan atau wisdom harus tetap. Karena kebijaksanaan adalah gabungan antara pengetahuan, rasa dan keyakinan kita kepada Tuhan Yang Maha Esa," kata bupati.
Menurut dia, Bantul telah menerima anugerah budaya. Maka harus diupayakan agar kebudayaan terus terinternalisasi bagi warga dan itu tidak mudah. “Adanya ruwatan Sukerta menjadikan anak muda sekarang,Gen Z tahu akan budaya adiluhung,” katanya. (*)