Reog dan Jathilan Kini Diminati Anak Muda
Pemain tua mulai tergeser, penontonnya juga mayoritas generasi muda.
KORANBERNAS.ID, GUNUNGKIDUL -- Kesenian tradisional reog dan jathilan kini mulai banyak diminati anak muda. Dalam setiap pementasan, kesenian ini selalu dijubeli penonton yang mayoritas generasi muda.
“Kesenian reog yang dulunya didominasi pemain tua, kini mulai tergeser. Selaras dengan tingginya peminat, maka generasi muda banyak yang tertarik untuk ikut berkecimpung dengan menjadi pemain,” kata Agus Mantara, Kepala Dinas Kebudayaan Gunungkidul, di sela Festival Reog dan Jathilan di Alun-alun Wonosari, Kamis (17/10/2024) sore.
Bahkan diakui, seni reog makin berkembang pesat. Dengan tumbuh suburnya kesenian tradisional, maka berkembang seni reog khas Gunungkidul, atau lebih dikenal dengan reog Gunungkidulan.
“Dulu reog dodog dengan pemain tua, kini berkembang jadi reog Gunungkidulan dengan berbagai kreasi, dan ini yang banyak menarik minat anak muda,” tambahnya.
Berhadiah uang
Festival reog dan jathilan berlangsung selama dua hari diikuti perwakilan 18 kapanewon. Masing-masing kepanewon mengirimkan dua group meliputi reog dan jathilan.
Lomba dengan dewan juri para tokoh seni di antaranya dari ISI Yogyakarta ini akan memilih para juara. Untuk juara 1 dengan hadiah uang Rp 10 juta, juara 2 sebesar Rp 9 juta, juara 3 dengan uang Rp 8 juta dan juara harapan 1 uang pembinaan Rp 7 juta.
Fitri, remaja asal Kapanewon Tanjungsari mengaku tertarik dengan jenis kesenian ini. Gadis yang kini kuliah pada salah satu universitas ternama di Yogyakarta itu sengaja menonton lomba.
“Kebetulan perwakilan dari kapanewon saya hari ini tampil, jadi saya sempatkan nonton. Tapi pada prinsipnya aku seneng dengan jenis kesenian ini,” ucapnya.
Dia optimis kesenian tradisional akan semakin berkembang dan banyak memancing minat anak muda. “Karena pemerintah melalui Danais memang selalu mendorong kesenian tradisional untuk berkembang,” ujarnya. (*)