Proyek Jalan Nasional Cemaskan Pelaku Usaha

Proyek Jalan Nasional Cemaskan Pelaku Usaha

KORANBERNAS.ID -- Warga pemilik usaha di pinggir jalan nasional selatan Jawa Tengah khususnya di Kecamatan Gombong Kabupaten Kebumen merasa cemas dengan adanya proyek peningkatan jalan nasional.

Ini karena konstruksi jalan itu diganti dari aspal menjadi rigid beton setebal 40 cm, sehingga menyulitkan akses pelanggan ke tempat usahanya. Otomatis omzet mereka berkurang.

Kekhawatiran itu diungkapkan Dra Sri Winarti MH, warga Desa Kedungpuji Kecamatan Gombong kepada Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen saat kunjungan kerja ke Kebumen, Selasa (8/10/2019).

“Badan jalan semakin tinggi. Perbedaan ketinggian bahu jalan dan badan menjadikan pelanggan mengalami kesulitan menuju tempat usaha kami,” kata dia.

Dirinya belum memperoleh informasi pengurugan dari bahu jalan ke pekarangan warga tanggung jawab siapa. Perlu biaya besar apabila warga swadaya melakukan pengurugan bahu jalan.

Menanggapi hal itu, Sulaiman ST MT selaku Pejabat Pembuat Komitmen Wangon - Purworejo -  Karangnongko, Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional wilayah II Jawa Tengah kepada koranbernas.id menjelaskan, pengurugan bahu jalan di luar badan jalan menjadi tanggung jawab kontraktor pelaksana peningkatan jalan.

Pengurugan dengan kemiringan tertentu membuat pengguna jalan bisa lebih aman jika ke luar badan jalan.

Sedangkan yang bersimpangan dengan jalan desa akan dibuatkan oprit sehingga jalan desa cukup landai.

Di wilayah kerjanya pada tahun anggaran 2018 dan 2019, ada 23,2 km jalan nasional ditingkatkan menjadi rigid beton dengan ketebalan beton 40 cm.

Dia menegaskan, pengurugan bahu jalan satu paket dengan peningkatan jalan.

Hal ini berlaku pula untuk pekerjaan yang sama di  semua lokasi yang menyebar dari Wangon Banyumas sampai Karangnongko perbatasan Kabupaten Purworejo dan Kulonprogo. (sol)