Program Lazismu DIY Menjawab Teka-teki Kemiskinan di Kota Pelajar

Tidak ada kota lain yang lebih padat dari Yogyakarta. Banyak orang pintar, ironisnya jumlah penduduk cukup tinggi.

Program Lazismu DIY Menjawab Teka-teki Kemiskinan di Kota Pelajar
Public Expose LAZISMU DIY di Sekar Kedhaton Kotagede Yogyakarta. (muhammad zukhronnee muslim/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih menghadapi situasi paradoks sebagai wilayah dengan kepadatan perguruan tinggi tertinggi namun tercatat sebagai daerah termiskin di Pulau Jawa selama dua tahun berturut-turut.

Fakta sekaligus teka-teki yang terjadi di Kota Pelajar ini kembali mengemuka dalam acara Public Expose Lazismu DIY yang digelar di Sekar Kedhaton Kotagede Yogyakarta, Sabtu (11/1/2025).

"Yogyakarta adalah kota dengan kepadatan perguruan tinggi tertinggi. Tidak ada kota lain yang lebih padat dari Yogyakarta. Kotanya kecil, banyak orang pintar di dalamnya. Namun, ironisnya, juga memiliki jumlah penduduk miskin yang cukup tinggi," ungkap Dr H Riduwan SE M Ag, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY.

Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), kemiskinan di DIY diukur berdasarkan standar pembelanjaan per hari per kapita sekitar satu dolar AS.

Minimal Rp 6 ribu

"Jika seseorang memiliki dua anak dan satu istri, maka kebutuhan pembelanjaannya minimal Rp 6 ribu per hari per orang. Jika kurang dari itu, maka dikategorikan miskin," jelas Riduwan.

LAZISMU DIY menggarisbawahi pentingnya meninjau kemiskinan struktural secara lebih komprehensif.

"Persoalan kemiskinan struktural, seperti peluang pekerjaan, harus ditelaah secara kompleks, tidak hanya sekadar soal pembelanjaan atau pendapatan per jiwa," tambahnya.

Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Setda DIY, Faishol Muslim SIP M Si, yang membacakan sambutan Sekda DIY, menekankan pentingnya pengelolaan zakat yang efektif.

Kesejahteraan umat

"Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat menyebutkan bahwa zakat memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan umat dan mengurangi ketimpangan sosial," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua LAZISMU DIY, Jefree Fahana ST M Kom, menyatakan acara public expose ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kepada para donatur dan mitra.

"Ini event pertama kami untuk silaturahmi para donatur dan mitra di mana tujuannya melaporkan pertanggungjawaban kami," jelasnya.

Menurut dia, Pemerintah DIY berkomitmen mendukung upaya pengentasan kemiskinan melalui kolaborasi dengan lembaga zakat.

Bantuan modal

Program-program yang dicanangkan akan lebih fokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pelatihan kewirausahaan, bantuan modal usaha dan pendampingan.

Acara ini juga menandai komitmen baru dalam penguatan koordinasi antara Biro Kesejahteraan Rakyat dengan berbagai pemangku kepentingan di bidang keagamaan, sosial, pendidikan, kesehatan, pemberdayaan masyarakat, serta perlindungan anak.

Meskipun menghadapi tantangan besar, LAZISMU DIY optimis dapat berkontribusi dalam pengurangan angka kemiskinan melalui pengelolaan zakat yang transparan dan akuntabel.

Public expose ini menjadi momentum penting dalam upaya mengoptimalkan peran lembaga zakat untuk kesejahteraan masyarakat DIY. (*)