PGRI Ingin Guru yang Pensiun Diisi dari GTT

PGRI Ingin Guru yang Pensiun Diisi dari GTT

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Persatuan Guru Republik Indonesa (PGRI) Kabupaten Bantul menggelar konferensi di  gedung PGRI, Gose, Sabtu (29/8/2020). Acara lima tahunan tersebut diisi dengan kegiatan bakti sosial berupa pembagian paket sembako, nasi boks serta masker bagi tukang becak yang ada di seputar perempatan Gose serta warga sekitar. Baksos dipimpin oleh Ketua PGRI Bantul, H Totok Sudarto MPd.

“Hari ini paket yang dibagikan ada 100. Kepada ojol juga kita bagikan menu makan siang,” kata Totok.

Apa yang dilakukan oleh PGRI adalah bentuk kepedulian dan perhatian kepada sesama. Diharapkan dengan pemberian bingkisan akan meringankan beban penerima, apalagi di tengah pandemi Covid-19. Juga semakin mendekatkan organisasi PGRI kepada masyarakat Bantul.

“Sebelumnya kami juga sudah membagikan 1.000 paket sembako kepada GTT ataupun PTT yang kami pandang memang layak menerima. Bantuan kami  drop ke 17 kecamatan,” kata Totok.

Ini adalah salah satu bentuk kegiatan pegurus PGRI periode 2015-2020 yang kemudian akan dipertanggung jawabkan dalam konferensi hari ini. Selain tentunya program kegiatan yang lain.

Mengambil tema ”Dengan Konferensi PGRI Kabupaten Bantul Kita Tingkatkan Mutu Pendidikan”, kegiatan diikut oleh para pengurus dan perwakilan anggota PGRI yang jumlahnya di Bantul sekitar 9.000 orang. Selain pertanggung jawaban kegiatan, juga ada pemilihan  pengurus periode 2020-2025.

“Dilakukan pula evaluasi selama kita menjabat sebagai pengurus 5 tahun terakhr. Dan perlu diketahui selama kepemimpinan kami bersama, tanah air kita penuh dengan bencana. Dan PGRI Bantul banyak membantu saudara-saudara kita yang tertimpa musibah,” katanya.

Seperti bantuan ke Palu, Mataram, Banten maupun ke Bangkalan Madura, yakni seorang guru yang meninggal dunia.

Dalam kepengurusan di PGRI, juga ada program dana setia kawan yakni dana dari, oleh dan untuk  kita.  Bagi anggota PGRI yang meninggal  dunia akan diberikan santunan Rp 1,5 juta dan yang pensiun Rp 1 juta. “Alhamdulillah ini sudah berjalan lama,” kata Totok.

Dalam sebulan, lanjut Totok, untuk ASN guru yang pensiun jumlahnya 20-25 orang atau sekitar 300 guru dalam setahun. Maka Totok berharap, saat ada guru yang pensiun pemerintah bisa mengangkat guru untuk mengisi kekosongan tersebut dengan mengambil GTT yang memang memenuhi syarat.

”Karena memang sekarang ada kekurangan ASN guru. Untuk satu sekolah bisa hanya 2 atau 3 orang yang ASN. Maka kami berharap pemerintah memperhatikan hal ini,” katanya. (eru)