Perubahan Iklim Membuat Jagung jadi Ketan Ungu, Ini Penampakannya
KORANBERNAS.ID, KULONPROGO--Salah satu kendala yang dihadapi pelaku sektor pertanian adalah efek dari perubahan iklim. Akibatnya menyebabkan produktivitas sedikit menurun.
Jika sebelum pandemi penurunan sektor pertanian dihadapkan pada cuaca yang terus menerus hujan alias curah hujan tinggi maka saat ini problem kita dihadapkan pada kendala kemarau yang panjang.
Sementara sebuah perusahaan bibit bernama Advanta mengembangkan varietas unggul yakni bibit jagung ketan ungu atau Lilac 22 F1. Dina Novitasari Corporate Affairs and Sustainability Lead - PT Advanta Seeds Indonesia di pameran Gebyar Perbenihan Tanaman Pangan Tingkat Nasional VIII Tahun 2023 di Jogja Agro Technopark (JAP) Nanggulan, Selasa (30/5/2023) menuturkan kini para petani di Kulon Progo bisa memperoleh benih bermutu tinggi hasil inovasi perusahaan penyedia bibit holtikultura.
Jagung Ketan Ungu menjadi salah satu varietas unggulan dari perusahaan penyedia benih bermutu tinggi, Advanta Seeds Indonesia selain jagung hibrida, jagung manis dan jagung H59. Ia mengklaim jagung ketan ungu lebih berkualitas karena teksturnya pulen dan kaya manfaat untuk kesehatan tubuh.
“Semoga apa yang menjadi cita-cita kami untuk dapat memberikan suplai benih bermutu tinggi untuk ketahanan pangan negara dapat tercapai. Saat ini kami telah bermitra dengan sedikitnya 20.000 petani binaan,” kata Dina
Dina memastikan, kandungan antioksidan pada jagung ketan ungu cukup tinggi sehingga bermanfaat untuk kekebalan tubuh. Konsumsi jagung ini diyakini dapat membantu menurunkan resistensi insulin, menjaga kesehatan jantung, mencegah penyakit kanker serta mengatasi obesitas.
“Pada varietas ini kita dapat banyak keunggulan mulai dari rasa manisnya, teksturnya yang seperti ketan, serta tinggi antioksidan,” ucapnya.
Dalam pertanian, Dina juga mengklaim jagung ketan ungu cukup kompetitif, bisa menghasilkan panen 10-12 ton per hektare. Varietas ini cocok ditanam di DIY karena tidak membutuhkan banyak penyiraman.
Jagung ketan ungu punya dua pilihan waktu panen yakni saat masih muda atau saat sudah cukup umur. Jika waktu panen varietas lain berkisar 100 hari, jagung ketan ungu bisa dipanen dalam usia 60 hari atau 70 hari.
“Menariknya, jagung ungu bisa dikonsumsi mentah tanpa harus dimasak terlebih dahulu jika dipanen pada usia muda. Jagung ini memang dikelola untuk dikonsumsi, bukan untuk pakan ternak,” kata Dina.
Dalam kesempatan tersebut, Dina juga menjelaskan mengenai produktivitas benih perusahaannya yang tidak hanya berfokus pada jagung dan tanaman holtikultura. Sejak dua tahun terakhir, Advanta Seeds Indonesia juga menghasilkan benih sayuran bermutu tinggi seperti cabai, tomat, kacang panjang dan timun serta sorgum.
Salah satu pengunjung pameran, Inez Kusari yang berkesempatan mencicipi tester jagung ketan ungu karena dinilainya unik. Dari sisi rasa, menurutnya jagung ini lengket seperti ketan, pulen dan tidak terlalu manis sehingga layak dijadikan alternatif bahan pokok.
“Jagung ini jarang ada di pasaran saya tertarik menanamnya karena kebetulan ada lahan kosong di rumah,” katanya.
Selain memproduksi jagung varietas unggulan diproduksi pula di Advanta Seed bibit varietas unggul lain seperti cabai, tomat, aneka sayuran seperti wortel dan sebagainya. (*)