Pertemuan Tahunan NIBES, Kesempatan bagi Dosen UGM Mempresentasikan Penelitian
KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) menjadi tuan rumah NIBES (Network of International Business and Economics Schools) Annual Meeting tahun 2023 yang akan diselenggarakan selama tiga hari, 3 - 5 Juli 2023.
NIBES Annual Meeting tahun ini adalah pertemuan pertama yang diselenggarakan secara luring setelah sebelumnya dilakukan secara daring selama dua tahun terakhir akibat pandemi Covid-19.
“Ini adalah pertemuan yang pertama setelah pandemi karena pas pandemi dilakukan secara daring,” kata Didi Achjari, Dekan FEB UGM Yogyakarta, dalam keterangan tertulisnya Selasa (4/7/2023).
NIBES merupakan sebuah jejaring internasional antar sekolah bisnis dan ekonomi di seluruh dunia, yang memiliki tujuan meningkatkan internasionalisasi dan pemahaman global pada pendidikan dalam bidang bisnis dan ekonomi.
Menurut Didi, NIBES didirikan di Prancis pada tahun 1996, saat ini beranggotakan 21 universitas berkelas dunia dari 21 negara.
Salah satu agenda rutin dari NIBES adalah Annual Meeting yang diselenggarakan secara bergantian di universitas anggota dan pada tahun 2023 FEB UGM menjadi tuan rumah untuk kedua kalinya setelah tahun 2005 juga diselenggarakan di Yogyakarta.
Agenda pertemuan tahunan ini menarik perhatian karena diikuti oleh 17 delegasi dari 12 negara yang hadir secara langsung, serta 8 delegasi dari 6 negara yang bergabung secara daring.
Selama tiga hari, delegasi akan terlibat dalam diskusi yang produktif dan bertukar ide mengenai berbagai topik penting untuk pengembangan kerja sama di bidang pendidikan dan penelitian.
"Tidak hanya itu, acara ini juga akan menjadi wadah bagi dosen FEB UGM untuk mempresentasikan penelitian terkait Sustainable Development Goals (SDGs) untuk konteks Indonesia," ujarnya.
Pada hari pertama, agenda akan dibuka secara resmi dengan sambutan dari Rektor UGM, diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha dan Kerja Sama, Ignatius Susatyo Wijoyo MM.
Kemudian, dilanjutkan dengan pemaparan riset dosen FEB UGM terkait SDGs untuk konteks Indonesia oleh tiga dosen FEB UGM yang memiliki keahlian di bidang akuntansi, manajemen dan ilmu ekonomi.
"Diskusi kelompok kemudian diadakan untuk membahas isu-isu strategis pengembangan NIBES," kata dia.
Hari kedua menjadi momen bagi masing-masing delegasi memaparkan perkembangan di universitas mereka serta memperkenalkan anggota baru NIBES.
Selain itu, acara hari kedua ditutup dengan jamuan makan malam yang akan diiringi dengan pertunjukan seni sendratari Ramayana di area Candi Prambanan.
Pada hari ketiga, para delegasi diajak mengunjungi Candi Borobudur Magelang yang telah diakui sebagai salah satu situs warisan budaya dunia. Selain itu, mereka juga akan mengunjungi museum Ullen Sentalu dan menikmati wisata belanja di Hamzah Batik Kaliurang.
Pada agenda hari ketiga ini panitia memberikan kesempatan bagi para delegasi untuk merasakan kekayaan budaya dan alam Indonesia yang ada di Yogyakarta.
Sekretaris NIBES Thomas Cleff menjelaskan tantangan terberat pendidikan ekonomi dan bisnis sangat terasa utamanya pascapandemi. Menurutnya tidak mudah bagi mahasiswa dari luar negeri untuk mau datang dan belajar di Indonesia.
"Tantangannya adalah bagaimana dosen dan mahasiswa bisa ke sini (Indonesia), nah itu dipicu oleh pendanaan karena dari Eropa banyak mahasiswa yang tidak mampu menjangkau itu sehingga harus ada intervensi, kolaborasi," ujarnya. (*)